Teknologi Pendidikan

Belajar tentang mata kuliah E-Learning di jurusan teknologi pendidikan, di sini : study-elearning.blogspot.com

Online Learning

Belajar di dunia maya lebih banyak koneksi ke berbagai sisi kehidupan, Study-elearning.blogspot.com..

Tak Ada Batasan Waktu

Belajar apa saja, dimana saja, dan kapan pun, di Study-elearning.blogspot.com.

Ayo Gapai Mimpi

Gapai mimpi dengan cara kita sendiri , study-elearning.blogspot.com

Kamis, 16 Juni 2011

Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Budaya Membaca & Menulis (Karya Ilmiah)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dunia pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia dan upaya untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya kepada generasi-generasi selanjutnya. Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia (Nurkolis, 2002: 1 dalam Made Hary S (Jurnal Online)).  
Dalam perkembanganya saat ini, dunia pendidikan di Indonesia memang telah berkembang, namun pada kenyataanya masih banyak penduduknya yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Tidak hanya itu, proses belajar pun dirasa sangat rendah dalam kehidupan sehari-hari, terlihat dari rendahnya minat membaca apa lagi dengan menulis. Dapat dikatakan dimana budaya baca tinggi, disanalah pula akan berkembang peradaban pengetahuan dan teknologi (R. Masry Sareb putra, 2008:129)
Rendahnya minat membaca yang menjadi dasar perolehan pengetahuan, dan dasar dari munculnya ide-ide untuk menulis, mengakibatkan seseorang dapat memandang adanya kegagalan lembaga pendidikan dalam membentuk pribadi yang berilmu dan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Karena telah kita ketahui bahwa tugas dari seorang pelajar pada dasarnya adalah membaca dan menulis untuk melihat cakrawala dunia dan menuangkan ide-ide kreatifnya.
Rendahnya minat menulis dan membaca siswa terbukti dari penggunaan blok berikut : Dari 22 siswa di kelas akselerasi SMP Labschool Jakarta di bulan Desember 2007 hanya 4 siswa (18%) yang memposting (membuat tulisan) di Blognya. Sisanya 18 siswa (82%) hanya sekedar membuat Blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Bahkan Blog yang dibuat sepi dari pengunjung (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
Meskipun pemerintah telah menyebutkan bahwa budaya baca yang menjadi titik pangkal dari budaya menulis dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab III Pasal 4 ayat 5 (http://wijayalabs.wordpress.com/2008/08/31/). Serta telah memasukan kompetensi membaca dan menulis dalam kurikulum KTSP (2006-sekarang) dan sebelumnya pun demikian dalam kurikulum KBK (2004). Namun hal tersebut belum memberi dampak signifikan terhadap warga belajar/siswa. Di sinilah peran guru harus diperhatikan dan mulai dikembangkan tingkat keprofessionalanya.
Mengingat begitu pentingnya membaca dan menulis dalam kehidupan, serta ilmu pengetahuan yang terus berubah seiring dengan perkembangkan teknologi. Membuat Guru harus lebih meningkatkan wawasan, kemampuan mendidik dan memberikan inovasi serta pemanfaatan secara positif media dalam proses pembelajarannya sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, sehingga warga belajar/siswa mampu memaknai pengetahuan, termotivasi dan timbul keinginan untuk terus membentuk pengetahuan dengan berbagai sarana yang telah bermunculan. Menurut Dr. Wina Sanjaya menuliskan dalam bukunya bahwa, masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran (http://wijayalabs.wordpress.com/2008). Dimana siswa hanya ditekankan untuk menghafalkan tanpa adanya pemahaman terhadap apa yang ia hafalkan dan pelajari. Oleh karena itu, proses pembelajaran tidak ada sama sekali didalamnya.
Teknologi telah mengubah cara pandang dan cara belajar seseorang menjadi lebih luas dan memberi kontribusi dalam memudahkan proses belajar siswa. Salah satunya teknologi komputer yang terkoneksi internet, yang menyediakan banyak fasilitas didalamnya, antara lain web blog. Dengan fasilitas web blog, guru dapat memanfaatkanya dalam proses menuju masyarakat yang gemar membaca dan menulis.
Perkembangan teknologi pun menuntut guru, untuk lebih menguasai berbagai media dan teknologi yang mendukung proses pembelajaran demikian pula dengan siswa. Meski Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006 yang hanya mengarahkan siswa untuk memahami dasar penggunaan internet dan menggunakan internet untuk memperoleh informasi (http://wijayalabs.wordpress.com/2008). Hal tersebut membuat guru harus lebih memikirkan kembali bahwa keberadaan teknologi tidak hanya untuk yang disebutkan demikian.
 Salah satu manfaat keberadaan teknologi yaitu pemanfaatan web blog yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi, cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa. Pembelajaran yang monoton dikelas dengan mendengarkan dan membaca buku pelajaran terus menerus serta menghafal membuat siswa menjadi jenuh dan malas untuk membaca, sehingga ide-ide kreatif itu pun sulit dimunculkan.
 Dimana web blog ini memiliki banyak fitur-fitur yang dapat dikreasikan, sehingga kegiatan membaca menjadi sangat menyenangkan dan siswa pun diharapkan nantinya akan tertarik untuk membuat blog sehingga ide-ide kreatif mereka dapat dituangkan melalui web blog tersebut dan pembelajaran aktif pun dapat tercipta didalamnya.
B.     Rumusan Masalah
Judul yang dimuat dalam karya ilmiah ini yaitu “Pemanfaatan Blog Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Budaya Membaca dan Menulis”, dimana dalam karya ilmiah ini penulis lebih terfokus pada masalah pentingnya budaya membaca dan menulis dalam membentuk pengetahuan mengingat rendahnya minat membaca dan menulis akibat proses pembelajaran yang kurang baik, dan perkembangan teknologi yang memberi dampak terhadap cara berpikir/belajar dan perkembangan pengetahuan, salah satunya fasilitas blog pada internet yang dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis dengan berbagai inovasi yang menarik didalamnya sehingga siswa termotivasi untuk membaca dan menuangkan ide-idenya.
Seberapa pentingkah kegiatan membaca dan menulis dalam proses pembelajaran, bagaimana proses pembelajaran selama ini, Bagaimana prosedur dari pemanfaatan blog dalam merangsang minat membaca dan menulis pembaca/siswa/mahasiswa, bagaimana efektifitas pemanfaatanya dalam pembelajaran melalui blog dibandingkan dengan pembelajaran tradisional (ceramah) dalam rangka meningkatkan budaya membaca dan menulis. Selain masalah-masalah tersebut diatas kita juga perlu memahami apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran, apakah itu “blog”, dan apa yang dimaksud dengan membaca dan menulis dalam membentuk pengetahuan. Masalah-masalah tersebut akan diulas dalam karya ilmiah ini oleh penulis.
C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini antara lain adalah untuk :
1.      Mengetahui dan memahami maksud dari media dalam pembelajaran dan blog dalam upaya peningkatan budaya baca dan tulis
2.      Mengetahui dan Memahami pentingnya proses membaca dan menulis serta bagaimana prosedur dari pemanfaatan blog dalam meningkatan budaya baca dan tulis
3.      Mengetahui dan memahami bagaimana keefektifan penggunaan blog dalam meningkatan budaya baca dan tulis dibandingkan menggunakan metode tradisional (ceramah).










BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “Medium”, yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1980) secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut Rossi dan Braidle (1966), Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, misal, radio, televisi, koran dll. Gagne dan Briggs (1970) : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (http://endonesa.wordpress.com/).
Menurut para ahli di atas, semua mengarah pada satu makna bahwa media memberi kemudahan dalam proses belajar. Media memiliki peran dalam mengirimkan pesan dari guru kepada siswa, merangsang proses belajar, dimana media memberi kemudahan dalam proses belajar siswa, sehingga menarik minat dan memudahkan belajar siswa.
B.     Definisi Blog
Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri (http://dimasje.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-blog-sebagai-upaya-untuk.html).
Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)).
Menurut Labibah Zain, Pendiri Blogger Family dalam tulisan berjudul Potret Pergaulan Era Global yang dimuat di Harian Kompas tanggal 2 Mei 2005: fasilitas yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemilik dan pengunjung weblog-nya (http://pembelajar.info/).
Beberapa definisi tersebut pada kenyataanya memang demikian, dimana sebuah blog merupakan media untuk menuangkan tulisan-tulisan yang ada dipikiran kita, dan itu dilakukan tidak hanya untuk milik sendiri. Semua orang dapat diijinkan untuk mengomentari atau berinteraksi aktif mengenai apa yang ditulis atas izin dari pemilik blog.
Menurut Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa menulis dengan menggunakan komputer dan memanfaatkan media TIK dapat meningkatkan jumlah tulisan mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka, mengingat mereka diberikan kesempatan untuk menulis dan mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan inovatif (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Karena computer memiliki banyak software atau program yang menarik perhatian siswa karena kemampuan teknologi tersebut yang dapat memuaskan pikiranya.
Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat dan mengirim e-mail (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Dimana adanya petunjuk dalam pembuatanya sehingga itu sangat mudah.
Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006 yang hanya mengarahkan siswa untuk memahami dasar penggunaan internet/intranet dan menggunakan internet untuk memperoleh informasi (http://wijayalabs.wordpress.com/2008). Hal tersebut membuat guru harus lebih memikirkan kembali bahwa keberadaan teknologi tidak hanya untuk yang disebutkan demikian.
C.    Rendahnya minat membaca dan menulis siswa.
INDONESIA adalah salah satu negara yang memiliki budaya membaca sangat memprihatinkan (R. Masri Sareb Putera, 2008:131). Kenyataan yang sangat pahit untuk dikatakan. Namun hal tersebut memang harus diakui, dan ditunjukan bahwa kami mampu berkembang.
Terbukti pada tahun 2003, programme for International Student Assesment (PISA) mengadakan penelitian pada 80 negara anggota Organization for Economic Cooperation  and Development (OECD) dan Indonesia termasuk didalamnya. Penelitian tersebut memberi hasil bahwa anak-anak Indonesia  usia 9-14 tahun berada diurutan terbawah (R. Masri Sareb Putra, 2008:131 )
Pada tahun 2009 (PISA) secara keseluruhan, posisi Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara. Dalam kemampuan membaca, skor Indonesia adalah 402, sementara skor tertinggi diraih Kota Shanghai, China (http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/).
Dan dari 22 siswa di kelas akselerasi SMP Labschool Jakarta di bulan Desember 2007 hanya 4 siswa (18%) yang memposting (membuat tulisan) di Blognya. Sisanya 18 siswa (82%) hanya sekedar membuat Blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Bahkan Blog yang dibuat sepi dari pengunjung (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
Pada latar belakang penulisan karya ilmiah ini disebutkan : Perkembangan global saat ini menuntut adanya perkembangan dari segi kualitas sumber daya manusia (Nurkolis, 2002: 1 dalam Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Dimana perkembangan teknologi merupakan salah satu aspek yang mendukung dianggapnya seseorang memiliki kemampuan yang memadai.
Franz Kafka : dengan membaca dapat menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga berbagai pertanyaan itu pun muncul (R. Masri Sareb Putra, 2008:33). Dengan membaca seseorang menjadi tahu dan timbul banyak informasi yang perlu dipertanyakan.
Ketrampilan menulis dan mengarang dapat dipelajari  tidak murni karena bakat, setidaknya menulis 5% lebih rendah dari mengarang dan 95% merupakan proses belajar (R. Masri Sareb Putra, 2008:19 ). Benar bahwa kemampuan mengarang mampu dimiliki seseorang apabila ia berusaha untuk menyukai setiap bacaan yang menarik perhatianya.
Dr. Wina Sanjaya menuliskan dalam bukunya bahwa, masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran (http://wijayalabs.wordpress.com/2008). Dimana siswa hanya ditekankan untuk menghafalkan tanpa adanya pemahaman terhadap apa yang ia hafalkan dan pelajari. Oleh karena itu, proses pembelajaran tidak ada sama sekali didalamnya.
Bandura (kognitif sosial) : teorinya mendeskripsikan bahwa manusia sebagai organisme yang dinamis dalam memproses informasi dan sebagai organism social (B.R Hergenhahn dan matthew H. Olson 2008:383). Manusia adalah orang yang mudah bosan dan memiliki kemampuan untuk merasakan, sehingga manusia terus berubah seiring dengan keinginan yang dia inginkan.
D.    Prosedur pemanfaatan blog dalam merangsang minat membaca dan menulis siswa/warga belajar.
Pederson dan Bonnstetter (1990) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Karena teknologi komputer mampu mendukung imajinasi siswa, sehingga apa yang mereka pikirkan mampu tercipta melaui teknologi teresbut.
E.     Keefektifan pemanfaatan blog dibandingkan pembelajaran dengan metode tradisonal (ceramah) dalam meningkatkan motivasi siswa/mahasiswa untuk membaca dan menulis
Skinner : CBI (computer-basic instruction) dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan cara yang amat berbeda dengan metode tradisonal/ceramah (B.R Hergenhahn dan matthew H. Olson 2008:133). “Cara yang amat berbeda”, kalimat tersebut memberi perhatian yang lebih terhadap pemakaian teknologi berupa komputer dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode tradisional (ceramah).
Pembelajaran behavioristik, yaitu proses pembelajaran yang berpandangan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar jika telah mampu menunjukan perubahan tingkah laku. Pembelajaran ini lebih mementingkan hasil dari pada proses ( Asri Budiningsih, 2005 : 30)
Dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memaknai pengetahuan sendiri (konstruktivistik) (Asri Budiningsih, 2005:64). Siswa sebagai pusat dari kegiatan belajar. Sehingga mereka memiliki ruang yang luas untuk membentuk dan memproses pengetahuanya.
Jati (2006) meneliti penggunaan blog kelas dan blog mahasiswa untuk kelas menulis. Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog tidak ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang sangat berguna untuk pembelajaran menulis. (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)












BAB II
PEMBAHASAN
      
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru tidak terlepas dengan bantuan media dalam  menyampaikan materi dan mempermudah kegiatan belajar siswa.  Definisi Media, berasal dari bahasa latin “Medium”, yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Terdapat beberapa pengertian menurut para ahli diantaranya :
Menurut Rossi dan Braidle (1966), Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, misal, radio, televisi, koran dll.
Gagne dan Briggs (1970) : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Gerlach dan Ely (1980) secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
AECT (Association of Education and Communication Technology (1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi (Isniatun Munawaroh, M.pd : Makalah)
Dari beberapa definisi diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa masing-masing pendapat menekankan terhadap satu makna dari media itu sendiri. Maka penulis menarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menjadi perantara dalam menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga merangsang perhatian dan minat untuk belajar serta mempermudah proses pembelajaran.
Di sini teknologi komputer berperan sebagai media pembelajaran, dimana komputer sebagai hardware (perangkat keras) dan program-program yang ada didalamnya adalah software (perangkat lunak). Salah satunya yaitu web blog atau sering kita dengar dengan sebutan blog. Blog dijadikan sebagai media untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa, jadi blog merupakan media, yaitu sebagai perantara antara guru dan siswa dalam proses belajar. Guru memfasilitasi siswa berupa media blog untuk merangsang dan meningkatkan minat baca dan menulis siswa, sekaligus daapat digunakan untuk penyampaian materi dan penambahan materi melalui sumber-sumber yang dapat ditemukan siswa melalui internet, melalui kreasi-kreasi dan pembelajaran menarik yang dibuat guru melalui blog dan dapat diakses siswa baik pada saat pembelajaran maupun pada jarak yang jauh.
B.     Definisi Blog
Saat ini perkembangan teknologi telah membawa manusia pada kemudahan dalam melakukan kegiatanya, untuk orang yang mampu memanfaatkan secara positif dari teknologi tersebut. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru harus memanfaatkan seoptimal mungkin media yang dapat ia gunakan dalam proses belajar mengajar. Agar proses pembelajaran dapat dilakukan lebih menarik, sehingga motivasi belajar menjadi tinggi. Pemanfaatan blog menjadi salah satu kegiatan interaktif siswa dan guru dalam pembelajaran.
Definisi Blog, kependekan dari Weblog. Istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri (http://dimasje.blogspot.com/2009/12/pemanfaatan-blog-sebagai-upaya-untuk.html).
Demikianlah disebutkan bahwa weblog atau sering disebut dengan blog, ditemukan atau digunakan pertama kali oleh jorn barger pada suatu kelompok website. Dimana web tersebut memiliki kemenarikan untuk dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dengan fitur-fitur menariknya, isi yang ter up-date, interaksi melalui komentar-komentar yang dapat dimasukkan di dalamnya.
Menurut Rouf dan Sopyan (2007), blog adalah suatu laman (situs) online yang berfungsi sebagai media jurnal/diari bagi seseorang ((Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Dengan berbagai fitur yang dapat dipakai dan dimuat dalam blog, sehingga memiliki ketertarikan untuk dibaca oleh siswa, maka selanjutnya siswa berkeinginan atau termotivasi untuk memproduksinya. Dengan menuliskan hal-hal yang ingin mereka tuliskan, dan dapat dikatakan sebagai diari siswa (sekumpulan tulisan atau ide-ide dalam keseharian siswa).
Definisi blog menurut Labibah Zain, Pendiri Blogger Family dalam tulisan berjudul Potret Pergaulan Era Global yang dimuat di Harian Kompas tanggal 2 Mei 2005: fasilitas yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemilik dan pengunjung weblog-nya (http://pembelajar.info/). Seperti yang telah diungkapkan tadi bahwa kegiatan belajar melalui blog selain dapat meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa, guru dapat pula berinteraksi dengan siswa di dalamnya. Materi ajar dapat diperlihatkan guru melalui blog yang telah dibuatnya semenarik mungkin,  untuk kemudian diperlihatkan kepada siswa agar siswa termotivasi untuk membaca dan tertarik menuliskan ide-idenya di dalam blog. Dan untuk selanjutnya siswa dapat mengakses materi-materi melalui blog yang telah dibuat guru dan dapat memperoleh sumber-sumber lain melalui internet kemudian memproduksi tulisan-tulisan atau ide-ide kreatif dan inovatif dengan kreasi yang dilakukanya melalui situs blog ini.
Dengan demikian, blog mampu dijadikan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis dengan melihat kelebihan dan keefektifan dalam penggunaanya yang mampu merangsang minat dan motivasi baca-tulis siswa. Goldberg, dkk. (2003) menyatakan bahwa menulis dengan menggunakan komputer dan memanfaatkan media TIK dapat meningkatkan jumlah tulisan mahasiswa, sekaligus kompetensi menulis mereka, mengingat mereka diberikan kesempatan untuk menulis dan mengekspresikan ide, perasaan, dan pengalaman mereka secara kreatif dan inovatif (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)).
Graham (2005) menyatakan bahwa membuat blog tidaklah sulit karena hanya memerlukan pemahaman sederhana mengakses internet, sama mudahnya untuk membuat dan mengirim e-mail (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)).
Telah kita ketahui bahwa kompetensi Teknologi dan informasi (TIK) pun telah di masukan pada kurikulum baik untuk tingkat SMP maupun SMA. Sehingga setidaknya siswa telah mengetahui bagaimana penggunaan internet dan pembuatan e-mail. Dan guru dapat menerangkan sedikit mengenai pembuatan blog yang begitu mudah dan fitur-fitur yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memperindah blognya.
Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006 yang hanya mengarahkan siswa untuk memahami dasar penggunaan internet/intranet dan menggunakan internet untuk memperoleh informasi (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
C.    Rendahnya minat membaca dan menulis siswa.
Budaya membaca yang masih rendah di Indonesia, sebagai negara yang berkembang untuk menjadikan masyarakatnya gemar membaca masih dalam proses. Dimana kebudayaan membaca masih sebatas karena ada tugas atau ujian pada kalangan siswa/mahasiswa, dan budaya membaca terjadi hanya pada kalangan intelektual, tokoh agama serta orang yang membaca karena tugasnya atau sebatas jabatan.
Terbukti pada tahun 2003, programme for International Student Assesment (PISA) mengadakan penelitian pada 80 negara anggota Organization for Economic Cooperation  and Development (OECD) dan Indonesia termasuk didalamnya. Penelitian tersebut memberi hasil bahwa anak-anak Indonesia  usia 9-14 tahun berada diurutan terbawah (R. Masri Sareb Putra ). Dan sampai pada tahun 2009 penelitian PISA secara keseluruhan, posisi Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara. Dalam kemampuan membaca, skor Indonesia adalah 402, sementara skor tertinggi diraih Kota Shanghai, China (http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/).
Hal tersebut memang telah menarik perhatian pemerintah, sehingga pemerintah memasukkan kompetensi membaca dan menulis pada kurikulum baik pada kurikulum yang telah lalu yaitu KBK maupun kurikulum KTSP (2006-sekarang) melalui pelajaran bahasa dan sastra Indonesia  yang menekankan pada empat macam kompetensi : mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Para kurikulum percaya, ketrampilan menulis dan mengarang dapat dipelajari  tidak murni karena bakat, setidaknya menulis 5% lebih rendah dari mengarang dan 95% merupakan proses belajar (R. Masri Sareb Putra )
Hal tersebut benar bahwa ketrampilan menulis dan mengarang bukan merupakan bawaan dari lahir, namun sesuatu yang dapat dipelajari setidaknya terdapat kemauan dan keinginan untuk terus membaca sehingga memunculkan ide-ide kreatif untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Sehingga jelas terlihat bahwa tujuan dimasukkanya kompetensi tersebut oleh pemerintah pada kurikulum adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan frekuensi membaca dan menulis siswa, agar pengetahuan dapat terbuka dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Termasuk dalam usaha meningkatkan budaya membaca dan menulis yang kurang efektif , menurut Dr. Wina Sanjaya menuliskan dalam bukunya bahwa, masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
Lemahnya proses pembelajaran di sekolah-sekolah, dimana dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan kepada proses kemampuan anak menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupannya sehar-hari. Sehingga pembelajran cenderung pasif, dan guru lebih aktif di depan kelas menyampaikan materi, tanpa mementingkan proses dalam pembentukan pengetahuan pada siswa hal yang demikian mengakibatkan siswa menjadi mudah bosan, membentuk siswa cenderung pasif dan tidak kritis, kreatif dan inovatif.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Kita tidak dapat membiarkan pembelajaran terus-menerus demikian. Bandura (kognitif sosial) : teorinya mendeskripsikan bahwa manusia sebagai organisme yang dinamis dalam memproses informasi dan sebagai organism social (B.R Hergenhahn dan matthew H. Olson 2008:383).
Bahwa setiap peserta didik memiliki struktur kognitif yang telah terbentuk sebelumnya, dan untuk selanjutnya pengetahuan yang ia dapat, akan menyesuaikan terhadap apa yang telah ia peroleh dalam struktur kognitif yang telah terbentuk sebelumnya. Dan manusia memiliki kecenderungan untuk terus berkembang dan berubah dalam memproses informasi yang ia dapat dan manusia adalah organism yang membutuhkan kerjasama serta komunikasi dengan manusia lain dalam rangka proses pembentukan pengetahuan.
Pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah-sekolah telah menghambat terbentuknya manusia yang disebutkan diatas, dan minat belajar siswa menjadi down karena proses pembelajaran yang dilakukan begitu-begitu saja. oleh karena itu diperlukan perubahan dari pembelajaran yang tadinya monoton (behavioristik tradisional) menuju pada pembelajaran yang konstruktivisme, dimana guru tidak lebih dominan dalam proses pembelajaran dan siswa lebih aktif dalam pemaknaan dan pembentukan pengetahuan.
 Teknologi merupakan salah satu jawaban dari hal tersebut. Pembudayaan membaca dan menulis dapat dilakukan guru melalui inovasi yang dilakukan menggunakan blog, yang merupakan satu dari banyaknya fasilitas intrenet dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan melalui dunia maya dengan control yang dilakukan guru, dan memberikan tempat pertemuan semu yang memperluas dunia social, menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagai pandangan secara luas. Namun, Guru harus menekankan pada apa yang mahasiswa lihat adalah untuk membaca bukan yang untuk lain.
Dari beberapa kenyataan tersebut dapat dilihat dengan jelas  bahwa guru sebagai pemegang kunci utama dalam upaya perbaikan pendidikan, dan karenanya dituntut untuk peka dan mempunyai kemelekan yang memadai terhadap teknologi informasi dan komunikasi agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Tentu saja di belakang itu, kesejahteraan guru akan turut memberikan andil yaitu melahirkan manusia-manusia yang berilmu yang memiliki kepekaan terhadap kesenjangan-kesenjangan dalam pengetahuan dan kehidupan sosial.
Perhatian guru terhadap siswanya untuk lebih mengenal teknologi sebagai media pembelajaran yang efektif dan memberi kemudahan dalam proses belajar. Salah satunya melalui pemanfaat blog sebagai upaya peningkatan mutu belajar siswa, menekankan penggunaan blog pada aktivitas membaca dan menulis siswa. Teknologi yang memiliki kemampuanya untuk memberi kepuasan terhadap hasil imajinasi siswa, dan ketahuilah bahwa teknologi bukan segalanya. Dimana dalam pembelajaran menggunakan teknologi, control dan kereativitas guru harus ditingkatkan agar dalam penerapanya, media tersebut dapat terus memberi dampak positif pada siswa.
Salah satu bukti pemanfaatan media blog yang tidak  atau kurang mendapat perhatian dan motivasi guru, sehingga memberikan hasil : dari 22 siswa di kelas akselerasi SMP Labschool Jakarta di bulan Desember 2007 hanya 4 siswa (18%) yang memposting (membuat tulisan) di Blognya. Sisanya 18 siswa (82%) hanya sekedar membuat Blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Bahkan Blog yang dibuat sepi dari pengunjung (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
D.    Prosedur Pemanfaatan Blog dalam Merangsang Minat Membaca dan Menulis Siswa/Warga Belajar.
Pemanfaatan blog sebagai media yang dapat digunakan guru/dosen untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa/mahasiswa, merupakan cara yang efektif selain untuk meningkatkan budaya tersebut dan pembelajaran serta dapat dijadikan sarana untuk lebih literace teknologi. Karena pemanfaatan blog yang merupakan bagian dari perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sekaligus oleh guru/dosen  untuk memperkenalkan berbagai software-software yang dapat dimanfaatkan secara positif oleh penggunaanya.
Blog yang merupakan media berbantukan teknologi komputer dan jaringan internet adalah salah satu perantara bagi kemampuan guru dalam mengelola tulisan serta imajinasinya dalam mendesain sefektif dan semenarik mungkin halaman blognya untuk di akses dan di baca oleh siswa/mahasiswanya, agar mereka tertarik untuk membaca dan turut menuliskan ide-idenya kedalam sebuah halaman blog yang nantinya akan disharekan baik kepada teman-temannya, guru, ataupun seluruh masyarakat dunia.
Prosedure dari pemanfaatan blog dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa/mahasiswa dapat dilakukan guru/dosen dengan cara : a) guru memanfaatkan blog dalam penyampaian materinya, dimana guru telah mendesain seefektif dan semenarik mungkin materi ajar didalam halaman blognya, yang nantinya siswa diajak untuk mengunjungi alamat blognya dan meminta untuk menuliskan apa yang siswa dapat dari tulisan yang dibaca mereka  b)  menekankan siswa terhadap apa yang mereka lihat adalah memabaca, bukan untuk menonton c) meminta siswa/mahasiswanya untuk mencari sumber-sumber lain dari meteri yang sedang dipelajari dalam bentuk situs web blog d) setelah siswa telah mengenali seperti apa sebuah halaman web blog, guru berusaha untuk merangsang siswa agar memberikan pendapat atau berdiskusi melalui halaman web blog yang dibuatnya e) interaksi yang berlangsung dalam pembelajaran melalui halaman blog, berupa komentar-komentar yang nantinya bisa langsung dijawab jika sedang online, dan komentar tersebut pun dapat dijawab dalam jangka waktu tertentu jika penulisnya belum membuka halaman blognya f) dengan berbagai fitur-fitur yang ada didalamnya (blog), guru dapat mengkreasikan sebagus mungkin imajinasinya g) guru dapat meminta siswa untuk memproduksi sendiri dan mengkreasikan sekreatif mungkin imajinasi mereka pada halaman blog yang telah mereka buat dan menuliskan ide-ide mereka di dalamnya, dengan memberikan beberapa masukan dalam pembuatanya serta dilakukan control terhadap halaman blog yang mereka produksi.
Berikut merupakan Rasional tindakan bahwa blog dapat meningkatkan prestasi menulis siswa/mahasiswa (Santosa, 2005): 1) siswa/Mahasiswa akan dibiasakan untuk berkerja melewati proses kegiatan menulis, mulai dari outline, membuat draft, sampai tulisan final dimana di setiap proses tersebut. 2) siswa/Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan peer correction, dimana mereka bisa saling melihat dan memberi komentar pekerjaan temannya untuk hasil yang lebih baik sebelum dikoreksi oleh dosen.3) Dari awal, standar penilaian yang akan digunakan untuk mengoreksi pekerjaan mahasiswa diberikan dan dijelaskan sehingga masing-masing pihak paham akan apa yang semestinya ditekankan atau diperbaiki, dan 4) Untuk memberi kreativitas dan inovasi, media blog akan digunakan ((Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)).
Pederson dan Bonnstetter (1990) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna (Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)). Hal tersebut diakui oleh masyarakat yang memang diberikan dampak positif terhadap penggunaan teknologi yang ada. Sehingga hal tersebut pun dirasakan oleh para guru/dosen sendiri bahwa proses belajar-mengajar akan lebih menarik dan memberi kemudahan sehingga meningkatkan motivasi siswa untuk terus membentuk pengetahuan. Selama guru dapat mengontrol dan menunjukan kegunaan-kegunaan serta manfaat dari perkembangan teknologi yang ada.
E.     Keefektifan pemanfaatan blog dibandingkan pembelajaran dengan metode tradisonal (ceramah) dalam meningkatkan motivasi siswa/mahasiswa untuk membaca dan menulis
Skinner menyatakan bahwa : CBI (computer-basic instruction) dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan cara yang amat berbeda dengan metode tradisonal/ceramah (B.R Hergenhahn dan matthew H. Olson 2008:133). “Cara yang amat berbeda”, kalimat tersebut memberi perhatian yang lebih terhadap pemakaian teknologi berupa komputer dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode tradisional (ceramah). Hal tersebut terbukti bahwa metode tradisional (ceramah) memiliki kecenderungan untuk melahirkan anak didik yang pasif, dan memiliki kecenderungan untuk memiliki keseragaman pola pikir, sehingga pengetahuan mereka terbatas, hanya pengethuan yang diberikan guru serta cenderung membosankan siswa dalam belajar.
Pembelajaran yang demikian sering kita kenal dengan pembelajaran behavioristik, yaitu proses pembelajaran yang berpandangan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar jika telah mampu menunjukan perubahan tingkah laku. Pembelajaran ini lebih mementingkan hasil dari pada proses (Asri budiningsih, 2005 : 30)
Pembelajaran tersebut ternyata telah membentuk siswa sedemikian rupa sehingga para siswa tidak dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53). Untuk membentuk dan melahirkan siswa-siswa yang mampu memaknai pengetahuan serta berpikir aktif dalam membentuk pengetahuan sendiri, maka mereka perlu menggunakan ataupun mengubah pembelajaran yang demikian menjadi pembelajaran yang lebih menarik motivasi siswa untuk bersemangat dan berminat dalam belajar, yaitu melalui pembelajaran yang konstruktivistik yang berpandangan bahwa belajar adalah pemaknaan pengetahuan(Asri Budiningsih, 2005:64). Siswa sebagai pusat dari kegiatan belajar. Agar mereka memiliki ruang yang luas untuk membentuk dan memproses pengetahuanya sendiri sehnigga lebih bermakna.
Pemanfaatan blog sebagai media dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran konstruktifistik. Dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan memaknai pengetahuan sendiri dengan motivasi tinggi melalui media blog yang telah dibentuk sedemikian rupa oleh guru/dosen sehingga menarik minat siswa/mahasiswa untuk membaca dan membentuk pengetahuan secara konkrit melalui media yang ada serta termotivasi untuk memproduksi halaman blog yang menuliskan ide-ide kreatif mereka.
Diantara keefektifan penggunaan media blog dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa/mahasiswa, dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisonal (ceramah) :  1) media blog, blog memiliki banyak kelebihan dalam pemanfaatanya. Dimana fasilitas di dalam blog mampu membuat halaman blog yang berisikan ide-ide pemilik blog, dapat dibentuk sesuai imajinasi dari pemilik halaman blog itu sendiri, untuk memperindah dan mengkonkritkan bacaan melalui gambar-gambar yang dapat dimasukkan didalamnya, sehingga menarik perhatian pembaca untuk membaca tulisan-tulisan yang ada pada halaman blog, serta termotivasi untuk dapat menuangkan ide-idenya melalui pembuatan halaman blog itu sendiri. 2) interaksi aktif dapat dilakukan pula didalamnya, melalui komentar-komentar ataupun pertanyaan-pertanyaan yang nantinya dapat didiskusikan kembali didalam kelas jika msalah belum terpecahkan. 3) berbagai sumber informasi dapat didapat siswa melalui halaman-halaman blog yang tersedia di internet, untuk bahan pembelajaran ataupun berinteraksi dengan penegguna blog di dunia. 4) peran guru tidak begitu dominan dalam pembelajaran. Dimana guru memberi motivasi serta memfasilitasi siswa dengan menggunakan blog yang guru/dosen  buat untuk perlihatkan pada siswa, sehingga minat membaca dan menulis mereka bermunculan. 5) guru mengontrol siswa melalui tanya jawab terhadap apa yang mereka telah baca. Di sini guru memastikan bahwa mereka tidak hanya membaca, tetapi juga memahami apa yang mereka baca. Guru memberi ruang kepada siswa melalui penggunaan media blog untuk menuliskan serta mengkreasikan imajinasi mereka melalui pengalaman secara langsung dalam mengelola blog yang berisikan ide-ide yang ada pada otak mereka.
Sedangkan untuk penggunaan metode tradisional (ceramah) dalam upaya untuk meningkatkan budaya membaca dan menulis dirasa masih kurang efektif dimana disini siswa tidak terlibat lebih aktif dari pada guru, guru hanya memotivasi siswanya melalui ceramah-ceramah yang dilakukanya didepan kelas, sedangkan siswanya hanya duduk mendengarkan apa yang sedang guru sampaikan dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar, membaca dan menulis. Di sini tidak ada aksi nyata terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran yaitu meningkatkan budaya membaca dan menulis siswa. Dimana guru hanya memberi motivasi melalui ceramah, tanpa ada interaksi dan timbal balik dari siswa kepada gurunya.
Hal tersebut penulis simpulkan dari beberapa pandangan teori belajar yang telah disampaikan sebelumnya yaitu pembelajaran behavioristik dan konstruktifistik. Masing-masing teori pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, yang dapat dilihat melalui pemakaianya dalam upaya untuk menigkatkan budaya membaca dan menulis melalui media blog dan pembelajaran tradisonal (ceramah).
Jadi efektifitas penggunaan blog dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis, terbukti dari besarnya minat siswa/mahasiswa dalam membuka dan memproduksi blog, yang mencerminkan bahwa budaya membaca dan menulis secara berproses akan terus meningkat seiring banyaknya ide-ide kreatif siswa/mahasiswa yang dituangkan melalui blog. Hal tersebut pun telah di buktikan oleh Jati (2006) yang meneliti penggunaan blog pada pelajaran bahasa inggris baik kelas maupun blog mahasiswa untuk kelas menulis. Ia menemukan bahwa meskipun pada awalnya, blog tidak ditujukan untuk pembelajaran bahasa Inggris, blog mampu menjadi media yang sangat berguna untuk pembelajaran menulis ((Made Hary S “Pemanfaatan Blog” (Jurnal Online)).


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Rendahnya minat membaca dan menulis siswa di Indonesia rendah, hal tersebut merupakan salah satu bukti terhadap adanya kegagalan pendidikan selama ini. Dr. Wina Sanjaya menuliskan dalam bukunya bahwa, masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran (http://wijayalabs.wordpress.com/2008).
Proses pembelajaran yang cenderung menekankan siswa pada pembentukan pengetahuan yang tidak terpahami, hanya bersifat hafalan. Dan siswa/mahasiswa pun hanya disibukkan dengan buku-buku pelajaran saja. Sehingga motivasi dan minat baca-tulis siswa rendah.
Pemanfaatan media blog merupakan salah satu solusi dalam pembelajaran, dengan pemanfaatan teknologi yang mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk terus gemar membaca dengan berbagai kreasi dan fitur-fitur yang dapat dimasukan ke dalam halaman blog yang berisikan tulisan-tulisan pemilik blog. Sehingga siswa pun tertarik untuk menuangkan ide-idenya melalui tulisan. Dan perlu adanya bimbingan bahwa teknologi bukan segalanya. Manusia adalah pencipta teknologi, maka kita tidak boleh tergantung pada teknologi tersebut.
Interaksi aktif dan pembentukan pengetahuan dapat dilakukan siswa didalamnya. Dengan menekankan bahwa blog yang dibuat adalah untuk melihat dalam artian membaca, bukan untuk menonton, sehingga tujuan dari pembuatan blog oleh pembimbing/guru dapat tercapai.
Penggunaan media blog memiliki keefektifan tersendiri dalam upaya penigkatan budaya membaca dan menulis siswa, dibandingkan dengan metode tradisional (ceramah) yang hanya mengandalkan ceramah dari guru unutuk meningkatkan budaya membaca dan menulis. Hal tersebut membentuk siswa yang pasif dan tidak kreatif.
B.     SARAN
1)      Dalam pemanfaatanya, media blog mampu meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk membaca dan menulis. Dengan syarat guru harus mampu menguasai dan mampu memberdayakan teknologi computer dan memiliki wawasan terhadap penggunaan blog, baik dalam pengelolaanya maupun pemakaianya.
2)      Dibutuhkan kontrol guru penuh. Penggunaan blog dalam upaya peningkatan budaya membaca dan menulis telah memberikan ruang yang begitu luas bagi siswa untuk melihat berbagai pengetahuan. telah kita ketahui bahwa internet mampu membawa siswa kemanapun yang mereka tuliskan. Sehingga guru harus mampu mengontrol siswa dalam penggunaan internet baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
3)      Diperlukan adanya kreatifitas dan inovasi guru dalam pengelolaan blognya sesuai dengan karakteristik isi tulisan maupun karakteristik siswanya, sehingga mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk membaca dan mampu memahami isi bacaan.
4)      Dalam penggunaanya, teknologi tidak boleh menggantikan proses berpikir siswa. Teknologi hanya untuk membantu mengkonkritkan imajinasi siswa melalui software-softwarenya dan memudahkan proses belajarnya. Siswa ditekankan pada pengelolaan dan penciptaan hal-hal baru dalam teknologi, karena teknologi bukan segalanya.





DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri.2005.”Belajar dan Pembelajaran.”Jakarta : PT Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri.2003.”Desain Pesan Pembelajaran.”Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan.
Hergenhahn, B.R. & Matthew H. Olson.2008.Theories  Of Learning (Teori Belajar).Jakarta: Kencana.
Putera, R. Masri Sareb.2008.”Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini.” Jakarta : PT Indeks.