Mulai tahun depan, kurikulum Pendidikan Ideologi Pancasila akan kembali menjadi salah satu mata pelajaran di tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Namun, soal nama dari mata pelajaran itu belum ditentukan Kementerian Pendidikan Nasional.
Nuh menjelaskan walaupun pihaknya belum memberikan nama mata pelajaran Pancasila tersebut, namun secara eksplisit akan dimasukkan kata Pancasila sebagai bagian dari nama mata pelajaran tersebut. “Saya sudah buat tim untuk mengkajinya,” aku Nuh.
Lebih lanjut Nuh juga mengaku sejak menjabat sebagai menteri, Presiden SBY sudah menginstruksikan kepadanya agar memikirkan pola pendidikan yang tak hanya kognitif (menekankan pentingnya proses mental seperti berpikir, dan memusatkan pada apa yang terjadi pada pelajar), tetapi juga termasuk di dalamnya pendidikan kepribadian dan peradaban.
Karena itulah, lanjut Nuh, pihaknya sudah me-review kurikulum dan menyiapkan pendidikan yang menekankan pada pendidikan karakter. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa, aksi kekerasan atas nama kelompok tertentu dan agama.
“Tujuan ini bisa dicapai jika pendidikan karakter sukses menumbuhkembangkan rasa cinta dan bangga terhadap Indonesia,” ujarnya.
Menurut Nuh, perubahan kurikulum yang dilakukan sejak tahun 2003, telah menghilangkan pemahaman ideologi bangsa, Pancasila, di dalam diri anak-anak didik. Ini adalah akibat yang ditimbulkan oleh perubahan kurikulum dan sistem pendidikan nasional. Sebab, ketika itu inklusivitas ideologi Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan. “Praktis, Pancasila tak lagi dihayati oleh anak didik, karena tak diajarkan secara langsung di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya,” tandasnya.
Untuk itulah, kata Nuh, dibutuhkan adanya reaktulasisasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila. “Pendidikan Pancasila untuk masyarakat juga akan kami galakkan lagi,” katanya.
sumber: http://monitorindonesia.com/?p=29669
0 komentar:
Posting Komentar