Teknologi Pendidikan

Belajar tentang mata kuliah E-Learning di jurusan teknologi pendidikan, di sini : study-elearning.blogspot.com

Online Learning

Belajar di dunia maya lebih banyak koneksi ke berbagai sisi kehidupan, Study-elearning.blogspot.com..

Tak Ada Batasan Waktu

Belajar apa saja, dimana saja, dan kapan pun, di Study-elearning.blogspot.com.

Ayo Gapai Mimpi

Gapai mimpi dengan cara kita sendiri , study-elearning.blogspot.com

Senin, 13 Juni 2011

REVOLUSI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI MOBILE LEARNING

REVOLUSI DAN INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI MOBILE LEARNING

Sunday, 20 March 2011 (11:17) | 459 views | 11 komentar | Print this Article
Oleh : SULAEMAN, S.Pd., M.Pd. —- Mahasiswa S.2 Pengembangan Kurikulum UPI Bandung, Dosen STAI La Tansa Mashiro Rangkas Bitung, dan Guru SDN Benda Kecamatan Benda Kota Tangerang —-

A. PENDAHULUAN
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

selanjutnya bisa diakses disini : http://www.ispi.or.id/2011/03/20/revolusi-dan-inovasi-pembelajaran-melalui-mobile-learning/ alamat tersebut adalah sumbernya.........

Kamis, 26 Mei 2011

Contoh Analisys Visual (Poster)

Contoh Analisys Visual (Poster)
Analisis 1



Isi Poster (pesan yang ditangkap)
 Menjaga/memelihara lingkungan alam
 Kebaikan alam untuk kebaikan hidup
 Agar tidak merusak alam
 Melakukan penghijauan/pelestarian alam
 Mencegah dan menanggulangi alam
Kelebihan
 Warna gambar pas (seimbang/balance)
 Teks tidak Berlebihan
 Gambar/objek yang ditampilkan lebih dari satu, dan semua menyiratkan makna dari perlakuan alam
 Isi pesan mudah ditangkap
Kekurangan
 Jika di lihat dari segi penataan gambar, orang mungkin tidak mudah langsung menangkap pesan dengan cepat (misalnya untuk pembaca yang sedang naik mobil/motor) karena gambar yang ditampilkan banyak, dan ruang dari tiap gambar cukup sempit.

Aalisis 2




ini adalah contoh analisis visual berupa poster yang baik, bagaimana bisa dikatakan baik???
karena dengan hanya menampilkan gambar dan sedikit menampilkan kata, pesan dari gambar tersebut dapat cepat ditangkap pembaca dan memiliki makna yang tersirat dalam pemakaian gambar yang tepat.

Klasifikasi Media

Klasifikasi Media
Setyosari & Sihkabuden (2005) mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima kategori. Yaitu klasifikasi media berdasarkan: bentuk dan ciri fisiknya, jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, persepsi indera yang diperoleh, penggunaannya, dan hirarkhi pemanfaatannya:
1)Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisiknya
a. Media pembelajaran dua dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuranpanjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnyapeta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b. Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi danmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arahpandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c. Media pandang diamyaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatangyang dapat diproyeksikan.
d. Media pandang gerakyaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk mediapandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
2) Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe,yaitu:
a. Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu.
• Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai(slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel.
• Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dankarikatur.
• Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atauperistiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips),film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar.
• Film(motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atukejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
• Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakanbahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect).
• Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dariinformasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsangadanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melaluimesin komputer.
b. Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupaikejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film.
4) Klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjangpengalaman, yaitu sebagai berikut.
a.Pengalaman langsung (the real life experiences)Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences)maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences)Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruandari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objekatau kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only )Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dankata-kata yang ditulis maupun dicetak.Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching” mengklasifikasi mediapembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar.Dalam kerucut pengalaman Dale ini jenjang pengalaman disusun secara urut menuruttingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkanpada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakinabstrak.Berikut Kerucut Pengalaman Dale.

Gambar Kerucut Pengalaman Dale :



3) Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera yang diperoleh, dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette TapeRecorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatuunit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidakada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapitidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewritingdan recorded telewriting.
g. Media motion visual: silent film (film-bisu) dan loop-film)
h. Media still visual: gambar, slides, filmestrips, OHP dan transparansi.
i.Media audio: telepon, radio, audio tape recorder dan audio disk.
j. Media cetak: media yang hanya menampilkan informasi yang berupa simbol-simboltertentu saja dan berupa alphanumerik.
4) Klasifikasi berdasarkan penggunaannya :
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi).

Pentingnya Media Pembelajaran:
• Dapat membantu guru dan siswa dalam meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi pembelajaran
• Membantu proses pembelajaran, sebab tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung, tetapi memerlukan media untuk lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat serta mudah dipahami.
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran : Menurut Kemp and Dayton:
• Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
• Pembelajaran dapat lebih menarik.
• Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
• Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
• Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
• Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
• Peran guru berubah ke arah yang positif.

Dalam hal ini penggunaan media dalam pembelajaran memiliki peranan penting dalam penempatan dan penggunaanya. Sehingga dibutuhksn prinsip-prinsip yang tepat dalam penggunaan, pemilihan dan pengembangan dari media tersebut. untuk lebih memperdalam ketiga hal tersebut dapat di akses ke alamat berikut :
http://sumberdanmediapembelajaran.blogspot.com/2010/08/prinsip-prinsp-dan-pemilihan-media.html

Contoh ASSURE model

Contoh ASSURE model

ASSURE MODEL
Pada SD kelas 6, Mata Pelajaran :olahraga (kompetensi roll depan & belakang)
Analyze Learners:
A. Karakteristik umum sisiwa :
Rentang umur rata-rata 11-12 tahun dan senang terhadap pelajaran olah raga
Karakteristik khusus siswa SD tersebut :
• Siswa menganggap olahraga sebagai kegiatan sepak bola
• Terdapat perbedaan kemampuan antara siswa laki-laki dan perempuan
• Olahraga dijadikan sebagai soft terapi bagi siswa (kebebasan dari materi ajar yang mereka anggap membosankan)
• Kebiasaan siswa yang masih suka merendahkan kemampuan teman lain, sehingga dalam pembelajaran sering terjadi kegaduhan.
B. Kemampuan awal siswa :
• Rata-rata siswa telah memiliki kemampuan dalam bidang keolahragaan, karena mereka telah memperolehnya dalam kelas sebelumnya dan diteruskan kembali di kelas ini untuk lebih mendalaminya, serta adanya pengetahuan yang telah terbentuk siswa melalui kehidupan sehari-hari.
• Dalam diri tiap individu anak memiliki potensi masing-masing, sehingga pendidik/guru harus mampu mengidentifikasi kemampuan siswa yang lebih menonjol dalam bidang keolahragaan
• Siswa sebelumnya telah mengetahui konsep dari olah raga yang akan dipraktekan, yaitu berupa teori yang telah diberikan, tapi mereka belum mengetahui secara persis/detail mengenai gerakan apa yang akan mereka praktekan.
C. Gaya belajar pembelajar :
• Siswa melakukan pembelajaran ini dengan menggunakan gaya visual-kinestetik yaitu setelah siswa melihat apa yang dipraktekan guru, mereka akan langsung mempraktekan apa yang mereka lihat
• Melihat umur merika yang rata-rata 11-12 tahun, di usia itu mereka lebih tertarik belajar dengan melihat dan mempraktekan. Dan adanya rasa ingin tahu yang besar dalam diri mereka.
State Standard and Objectives :
Tujuan pembelajaran ini yaitu berupa pencapaian kompetensi yang dipelajari (senam lantai). Gerakan senam lantai terdiri dari 3 macam gerak yaitu roll depan, roll belakang dan handstand, tujuan dari kompetensi tersebut adalah :
• Siswa mampu melakukan gerakan roll depan dengan benar sesuai dengan contoh/instruksi dan teori yang diajarkan guru
• Siswa mampu melakukan gerakan roll belakang dengan baik dan bener sesuai dengan contoh dan teori yang disampaikan guru
• Sisiwa mampu melakukan gerakan handstand dengan baik dan benar sesuai dengan contoh dan teori yang diberikan guru.
Kriteria standard patokan dalam pencapaian kompetensi senam lantai antara lain : Dalam gerakan roll depan misalnya, standard patokan pencapaianya yaitu dapat melakukan gerakan tersebut yang terdiri dari beberapa tahap : terdapat 3 gerakan awalan-berguling-akhiran. Awalan dengan posisi tubuh jongkok dan kepala ditelungkupkan, posisi tangan lurus diatas matras, kemudian melakukan dorongan kedepan dan diakhiri dengan posisi duduk.Pembelajaran dilakukan sesuai dengan atau mengadopsi kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga semua aspek kemampuan yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara optimal.
Select Strategies, Technology, Media and Materials:
A. Menentukan strategi
Dalam pembelajaran olahraga terdapat dua aspek pengetahuan yang disampaikan yaitu berupa teori dan praktek. Strategi yang digunakan yaitu dimulei dari penyampaian teori terlebih dahulu, setelah itu guru mendemonstrasikan gerakan yang disampaikan dalam teori tadi. Setelah siswa mempraktekanya kemudian mereka melakukan latihan berulang-ulang secara langsung dan selanjutnya proses penilaian berlangsung.
Guru selalu memberi motivasi/dorongan kepada siswa, karena siswa merasa tidak mampu padahal mereka belum mencobanya. Dan guru memberi motivasi kepada siswa untuk membakar semangat mereka yaitu melalui kebebasan bermain sepak bola setelah siswa mampu mempraktekan gerakan kompetensi dengan baik dan benar. Sehingga jika mereka belum dapat mempraktekannya mereka tidak bias bermain sepak bola.
Untuk penyampaian teori praktek, teori diberikan oleh guru pada saat bulan Ramadan, dan untuk praktek dilakukan setelah bulan ramadhan berakhir.
Dalam pembelajaran guru juga dapat menggunakan strategi Drill and practice. Karena dalam kompetensi olahraga terkadang siswa telah mengerti atau mengetahui terhadap kompetensi tersebut (lari misalnya). Sehingga setelah guru mencontohkanya siswa dapat langsung latihan, kemudian penilaian.
Utillize Technology, Media, and Materials:
A. Penggunaan media
Dalam kompetensi senam lantai media yang digunakan disini yaitu :
• Buku penjaskes
• Desain CD pembelajaran
• Media visual
Dan alat peraga berupa : Matras
Dalam pelajaran olahraga, media yang digunakan dalam pembelajaran tergantung kompetensi apa yang akan diajarkan, karena dalam olahraga banyak gerakan atau kompetensi yang diberikan kepada siswa.
B. Penyediaan bahan
Dalam pembelajaran olahraga penyampaian materi maupun praktek dapat pula disampaikan guru melalui berbagai inovasi yang dibuat guru. Misalnya jika guru dalam keadaan kurang baik atau keadaan alam sedang hujan, guru dapat menggunakan media desain CD pembelajarn untuk penyampaian teori dan gerak atau menggunakan media visual berupa gambar-gambar yang mewakili gerakan-gerakan yang akan dipelajari.
C. Penggunaan media, technologi, dan bahan
Penguraian mengenai beberapa penggunaan media dalam pembelajaran yaitu :
• Alat peraga berupa matras: Matras digunakan guru sebagai alat pembantu untuk mempraktekan kompetansi yang sedang diajarkan
• Buku penjaskes : Disini guru dijadikan sebagai bahan utama dalam pembelajaran karena buku menyimpan banyak bahan/materi/informasi mengenai apa yang akan dipraktekan. Dari buku guru dapat menyampaikan apa yang akan disampaikan, sehingga siswa dapat mengerti dan paham, dan siswa juga belajar melalui media buku untuk lebih memperjelas materi. Buku sebagai gambaran terhadap apa yang akan dipraktekan.
• Desain CD pembelajaran : Media tersebut digunakan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar, seperti adanya penyampaian materi melalui CD pembelajaran dengan menampilkan contoh-contoh gerakan olahraga yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan video pembelajran tentang peraih olimpiade pada anak-anak berkebutuhan khusus. Dan melalui media ini membantu guru dalam penyampaian materi yang mungkin praktek tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga dapat ditampilkan melalui CD pembelajaran demikian juga dengan media visual
• Media Visual: Media yang digunakan guru untuk variasi atau menghandari terjadinya kebosanan siswa dalam belajar. Yaitu berupa penyampaian materi melalui gambar-gambar yang mewakili materi.
Require Learner Participation
• Olahraga adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi siswa. Karena mereka merasa bebas bermain dan terbebas dari materi-materi pelajaran lain yang mereka anggap membosanka dan membutuhkan banyak pemikiran.
• Studend-center, pembelajaran berpusat pada siswa yaitu adanya Tanya jawab antara siswa dan guru mengenai pemahaman terhadap materi. Adanya pemusatan kemampuan berdasarkan potensi maing-masing individu
Olahraga dijadikan sebagai soft terapi siswa. Yaitu untuk memberi semangat atau penyegaran siswa setelah melakukan aktivitas-aktivitas didalam sekolah.
Evaluate and Revise: Dalam penilaian, guru memberikan dua bentuk penilaian yaitu teori dan praktek:
• Penilaian praktek dilakukan guru secara langsung, yaitu setelah guru mendemonstrasikanya kemudian dipraktekan, latihan dan melakukan proses penilaian. Untuk perolehan nilai praktek, jika seorang siswa tidak dapat mencapai standar kompetensi, maka siswa dapat mengikuti remedial/pengulangan terhadap kompetensi yang belum dicapai. Dan jika siswa tersebut benar-benar tidka dapat mempraktekanya, maka guru akan memberikan penilaian standar pada siswa.
Untuk evaluasi teori, guru mengadakan evaluasi berupa tes, tes yang biasanya dilakukan diakhir grade(tingkatan). Untuk nilai yang tidak memenui standar dilakukan pula remedial.

analisis dilakukan oleh kelompok 1 yang beranggotakan : Umi Masitoh, Elsa Sugiarti, Maya dikiria, Winda Setyaningsih, kinanti hyuningtyas, dan ditya jati W. 
 
Sumber :

Contoh-contoh Gambar Tipe Visual Dan Elemen Visual

CONTOH-CONTOH GAMBAR TYPE VISUAL DAN ELEMEN VISUAL

1. Type visual
a. Realistic


 
 
                                                                                                         b. Analogical


                                                                                                                   c. Organizational


                                                                                                                            d. Relational


                                                                                                                        e. Transformational


                                                                                                                             f. Interpretive


                                                                                                                                                                  2. Elemen Visual
A. Aranggement
a)alignment


                                                                                                            b)shape


                                                                                                                    c)rule of third


                                                                                                                   d)directional


                                                                                                                          e)figure-ground contrast


                                                                                                                   f)konsentrasi


                                                                                                                      B. Balance






                                                                                                                                       C. Color


                                                                                                                              D. Legibility




                                                                                                                       E. Appeal

                                                                                                                                                                   3. Element Teks

Selasa, 24 Mei 2011

Google Donasikan Uang untuk Edukasi Teknologi

NEW YORK - Google baru saja mendonasikan uang sebesar USD250 ribu kepada iGotITtoo, sebuah organisasi yang menghadirkan pelatihan teknologi dan perangkat lain untuk komunitas-komunitas yang membutuhkan, yang mana aksi amal tersebut akan dilakukan di seluruh kota New York.

Organisasi iGotITtoo yang didirikan pada tahun pada tahun 2007 silam, beroperasi di Brooklyn, dimana para anggota komunitasnya berusaha untuk memastikan agar semua orang di wilayah mereka memiliki akses untuk perangkat-perangkat teknologi, perangkat yang kadang-kadang dapat membuat perbedaan besar dalam akses kepada layanan dan kualitas hidup. Demikian seperti yang dikutip dari Mashable, Rabu (1/12/2010). 
Dua pendiri dari iGotITtoo mulai mengajarkan komunitas tersebut kelas komputer dan iGot ITtoo kini memiliki menambah seorang staf dari 30 relawan untuk mengajar dua sampai tiga kelas dan lab per minggu di lokasi pengajaran mereka di Brooklyn.

Santana Kenner, CEO dari iGotITtoo berkata dalam sebuah pernyataan "adalah misi kami untuk mengakhiri ketidakmerataan teknologi digital dengan membangun kapasitas komunitas untuk mempengaruhi teknologi demi meningkatkan pendidikan dan kesempatan ekonomi,"

iGotITtoo berencana untuk memperlua wilayah pelatihan dan pendidikan teknologi mereka pada tahun 2011.
(srn)
 
Sumber : http://techno.okezone.com/read/2010/12/01/55/399138/google-donasikan-uang-untuk-edukasi-teknologi

Senin, 23 Mei 2011

Cerita Di Sekolah

Saya Senang Dengan Cara Berpikir Bu Guru

Di sebuah sekolah dasar, suatu saat seorang guru bertanya pada salah satu muridnya.
Bu Guru : “Udin tolong jawab pertanyaan ibu yaa… Kalo ada 5 ekor burung di jendela, kemudian ditembak satu, berapa yang masih tertinggal?”
Udin : “Habis dong Bu, kan lainnya pada terbang”
Bu Guru : “Salah, harusnya dijawab masih tinggal 4 ekor, tapi saya senang dengan cara berpikir kamu…..”
Di saat yang lain Udin balik bertanya pada Bu Guru.
Udin : “Bu Guru tolong jawab pertanyaan saya… Kalo ada tiga orang cewek, masing-masing membawa es krim, cewek pertama makan es krim dengan dikunyah sedikit2, yang kedua dengan menggigit es krim dan contongnya, dan yang ketiga dengan menjilati dan mengulumnya, Manakah diantara ketiga cewek itu yang sudah menikah?”
Bu Guru : “Hmmm… pasti yang makannya dengan menjilati dan mengulum es krim yaaaa”
Udin : “Salah… harusnya dijawab yang memakai cincin kawin, tapi saya senang melihat cara berpikir Bu Guru…”

Gue Udah Tau

Ada anak baru (AB) dan anak lama (AL) sedang mengobrol saat pelajaran Fisika.
AL: “Eh lu anak baru ya?”
AB: “Iya..”
AL: “Hati-hati lu sama guru Fisika, kalau salah sedikit bisa di gampar”
AB: “Ooh… gue udah tahu”
AL: “Iya, gurunya udah jelek, gembel gitu mukanya, mana miskin lagi!”
AB: “Ooh…gue udah tahu”
AL: “Pokoknya ntar kalau pulang kita kerjain yuk! kita siram pake air got, kalau perlu kita gebukin tuh guru jelek! Eh ngomong-ngomong kok lu dari tadi bilang kalo lu udah tau sih?”
AB: “Gue anaknya!!”

Itu Adalah Pertanyaan Yang Sangat Sederhana

Seorang filsuf terkenal sangat disegani oleh sopirnya yang selalu ikut mendengarkan setiap ceramah bosnya tentang moralitas dan etika.
Kemudian suatu hari si sopir mendekati sang filsuf dan bertanya apakah ia bersedia untuk bertukar peran pada kuliah berikutnya, sang filsuf menjadi sopir, dan sang sopir yang akan menjadi dosen dan mengisi kuliah. Sang filsuf setuju.
Materi kuliah dibawakan dengan sangat baik oleh si sopir. Ketika tiba saatnya pertanyaan dari para peserta, seorang wanita di belakang bertanya, “Apakah pandangan epistemologis alam semesta masih berlaku dalam dunia eksistensialis?”
“Itu adalah pertanyaan yang sangat sederhana,” jawab sang sopir (yang sedang menyamar menjadi dosen), “Terlalu sederhana, bahkan sopir saya bisa menjawab pertanyaan itu, dan itulah yang akan ia lakukan.”

Sumber : http://gudanghumor.com/category/humor-sekolah/