Pembelajaran jarak jauh dengan e-learning ( Ellina Rienovita*)
Beberapa hal yang kita ketahui dalam pembelajaran selama ini, bahwa pembelajaran dilakukan didalam kelas dengan siswa duduk dibelakang dan guru didepan, serta pembelajaran tidak dapat nerlangsung jika siswa atau pun guru tidak berada diposisinya.
Nah sekarang kita akan mempelajari lebih jauh mengenai e-learning dalam pembelajaran, pengertian, manfaat, serta komponenya…
Tujuan sejati dari pendidikan seharusnya adalah pertumbuhan dan perkembangan diri peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan, mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Agar tujuan ini dapat tercapai maka diperlukan sistem pembelajaran dan pendidikan yang humanis serta mengembangkan cara berpikir aktif-positif dan keterampilan yang memadai (income generating skills). Pendidikan dan pembelajaran yang bersifat aktif-positif dan berdasarkan pada minat dan kebutuhan siswa sangat penting untuk memperoleh kemajuan baik dalam bidang intelektual, emosi/perasaan (EQ), afeksi maupun keterampilan yang berguna untuk hidup praktis. Pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang lebih bermanusiawi (semakin “penuh” sebagai manusia), berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggungjawab dan bersifat proaktif dan kooperatif. Masyarakat membutuhkan pribadi-pribadi yang handal dalam bidang akademis, keterampilan atau keahlian dan sekaligus memiliki watak atau keutamaan yang luhur. Singkatnya pribadi yang cerdas, berkeahlian, namun tetap humanis.
A. Pengertian e-learning itu sendiri apa ?
Menurut Soekartawi, Haryono dan Librero, (2002) e-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu „e‟ yang merupakan singkatan dari „electronica‟ dan „learning‟ yang berarti „pembelajaran‟. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Menurut Purbo (2002) melukiskan bahwa internet juga telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web (WWW). Di antara banyak fasilitas tersebut menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu e-mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW)”.
B. Alasan Perlunya Belajar Elektronic Learning
a) Fleksibilitas (e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran, Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning.))
b) Independent Learning (E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendaliatas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu)
c) Biaya (Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial (lain biaya transportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan) tetapi juga dari segi non-finansial(produktivitas bisa dipertahankan bahkan diperbaiki karena pembelajar tidak harus meninggalkan pekerjaan yang sedang pada posisi sibuk untuk mengikuti pelatihan (jadwal pelatihan bisa diatur dan disebar dalam satu minggu ataupun satu bulan)).)
d) E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran
Ada 4 manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
C. Komponen E-Learning, apa saja si komponen-komponen yang berdiri atau tersusun dalam e-learning?
Komponen yang membentuk e-Learning yaitu:
1. Infrastruktur e-Learning.
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning.
Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning.
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk konten multimedia interaktif (Multimedia-based Content) atau konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa (Text-based Content). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar. Boleh dikatakan semua bisa diwakili oleh e-Learning, baik dalam perspektif umum (online learning, computer based learning) maupun dalam perspektif komponen e-Learning (multimedia learning sebagai komponen e-Learning content dan software learning sebagai komponen e-learning system). Sedikit perlu kita garis bawahi untuk terminologi distance learning. Terminologi distance learning ini sejak dulu sudah ada, hanya dulu distribusi bahan ajar dan proses pembelajaran tidak menggunakan media elektronik, misalnya universitas terbuka yang dulu mengirimkan module pembelajaran lewat pos. Hanya, saat ini universitas yang menerapkan distance learning kebanyakan sudah menggunakan media elektronik untuk mendistribusikan bahan ajar dan proses belajar mengajar, dengan kata lain bisa saja distance learning masuk ke definisi e-Learning untuk kondisi ini. Tapi tidak menjadi masalah kalau open university yang ada di dunia ini tetap menggunakan term distance learning, karena mungkin sudah lebih lama dan terbiasa digunakan. Yang pasti secara kohesi terminologi, distance learning akan dekat dengan terminologi open university dan synchronous learning
D. Karakteristik E-Learning
Mari kita lihat tentang karakteristik e-learning, dalam hal ini di fokuskan pada online learning seperti dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Characteristic E-Learning Characteristics | Explanation | |
Non-linearity | Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse) tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan pemakai. | |
Self-managing | Pemakai dapat mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat. | |
Feedback-Interactivity | Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan disediakan feedback pada proses pembelajaran. | |
Multimedia-Learners style | E-learning menyediakan fasilitas multimedia. Keuntungan dengan menggunakan multimedia,siswa dapat memahami lebih jelas dan nyata sesuai dengan tipe siswanya. | |
Just in time | E-learning menyediakan kapan saja yang diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan permasalahan atau hanya ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. | |
Dynamic Updating | Mempunyai kemampuan memperbaharui isi materi secara |
E. Strategi Pemanfaatan Komputer dalam Pembelajaran
Pemanfaatan komputer dapat mempermudah siswa dalam melakukan penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi siswa di sekolah. Namun tanpa penguasaan operasional komputer dengan baik, siswa tidak dapat menggunakannya dengan sempurna. Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Supaya proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan efisien maka dibutuhkan sarana yang dapat menunjang proses komunikasi, yang disebut media. Terdapat beberapa macam sarana yang dapat digunakan, salah satu di antaranya adalah komputer. Menurut Yohannes (1985) bahwa pemakaian komputer dalam bidang pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sebagai Computer Managed Instruction (CMI), dan Computer Assisted Instruction (CAI). CMI adalah penggunaan International Conference Proceeding “ICT in Education For Peace” 85
komputer untuk membantu mengelola lingkungan belajar, misalnya mengevaluasi dan mengadministrasikan hasil belajar siswa, memberikan laporan hasil belajar siswa dan sebagainya. CAI adalah penggunaan komputer sebagai sarana pengajaran, yaitu sebagai alat bantu belajar bagi siswa untuk memahami materi pelajaran, mengerjakan latihan-latihan soal, menguji kemampuan siswa, dan sebagainya.
F. Pembelajaran dengan Instruktur vs. e-learning
Ayo kita lihat bagaimana perbandingan perbedaan antara pembelajaran yang dipimpin oleh instruktur dengan pembelajaran melalui elektronik, seperti dijelaskan pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. | |
Pembelajaran dengan Instruktur vs. e-learning Pembelajaran dengan Instruktur | E-learning (self study) |
a. 1 ruang kelas | a. 1 instruktur, 100 siswa |
b. kelas mulai pada saat X dan berakhir pada saat Y | b. tidak ada kelas |
c. instruktur bersama dg grup | c. kelas mulai ketika siswa ingin belajar (atau yang telah ditentukan) |
d. instruktur berbicara pada waktu menjelaskan | d. siswa belajar sendiri |
e. siswa pasif pada suatu waktu | e. instruktur hanya memberikan umpan balik dan tip |
f. instruktur menentukan programnya (dg siswa) | f. siswa aktif |
g. instruktur menentukan tempatnya | g. siswa menentukan program (mungkin dg instruktur) |
h. instruktur bertanggung jawab pada proses pembelajaran. | h. siswa menentukan tempatnya |
i. Instruktur adalah bintangnya | i. siswa mempunyai tanggungjawab pada proses pembelajaran |
j. siswa adalah bintangnya |
Sumber :
By Ellina Rienovita* (international conference)
0 komentar:
Posting Komentar