Senin, 23 Mei 2011

KASUS-KASUS DALAM PROSES PEMBELAJARAN (AKSI SEORANG TEKNOLOG PENDIDIKAN)


KASUS-KASUS DALAM PROSES PEMBELAJARAN (AKSI SEORANG TEKNOLOG PENDIDIKAN)


Teknologi Pendidikan untuk apa keberadaan mu ?
Apakah keberadaan mu mampu memberi jawaban atas permasalahan pembelajaran selama ini ?
Seorang teknologi pendidikan seperti apa yang dapat diandalkan dalam mengelola pembelajaran?
Waktunya kita melihat contoh-contoh kasus yang muncul dalam pembelajaran pada umumnya, sebagai seorang teknolog pendidikan kita harus mampu melihat dan memperbaiki masalah-masalah ataupun kendala yang dapat menghambat dan menunjang proses pembelajaran dalam kelas maupun diluar kelas. 
Ingatkah kita pada teori sebelumnya yaitu model ASSURE. Model ASSURE memberi kontribusi yang besar dalam proses pembelajaran, nah diantaranya yaitu kita bisa melihat dan mengira-ngira media, teknologi maupun material yang cocok atau tepat dalam pembelajaran nantinya, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih terarah dan efektif.
Berikut beberapa masalah dalam pembelajaran di Indonesia pada umumnya, yang memiliki kata-kata kunci atau clue yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan solusinya, dan sebagai seorang teknolog pendidikan kita harus mampu memberi solusi atau pemecahan masalah yang tepat untuk permasalahan tersebut berikut terdapat dua kasus dengan penyelesaian atau solusinya serta terdapat dua yang lain, dan kedua kasus tersebut membutuhkan solusi yang tepat untuk melancarkan kegiatan belajar. Jadi ayo berikan pendapatmu, bagaimana solusi yang harus kita lakukan untuk kaus tersebut….
Kasus 1 :
Disebuah lembaga pendidikan sekolah, terlihat seorang guru yang sedih, dan kesal, karena dalam pembelajaranya dikelas siswa tidak memperhatikan apa yang ia sampaikan dan membosankan. Bahkan mereka malah sibuk mengobrol sendiri, dan ada pula yang lebih suka melihat keluar kelas. Padahal guru tersebut merasa sudah maksimal dalam penyampaian materi, ia telah mengajar dengan suara yang keras, tulisan di papan pun terlihat dengan jelas dipapan. Namun mereka tetap saja melakukan hal-hal lain diluar kegiatan proses belajar, oleh karena itu guru tersebut sangat lelah dan merasa telah terkuras habis tenaganya karena telah mengeluarkan semua kekuatanya untuk menerangkan materi pelajaran kepada siswanya.
SOLUSI :
Di sini kita dapat melihat beberapa masalah yang dialami guru yaitu dalam proses penyampaian materi. Cluenya disini adalah membosankan dan suara keras. Kiat melihat bahwa metode yang digunakan guru perlu diperbaiki, karena apa yang ia lakukan tidak mendapat umpan balik dari siswanya, mereka lebih tertarik untuk mengobrol, melihat ketempat lain, dan tidur mungkin.
Solusinya dapat dilakukan melalui perubahan metode belajar, misalnya melalui diskusi. Setiap siswa membentuk kelompok 2-3 orang anak dan dibawakan pada suatu masalah yang perlu didiskusikan dan mereka harus terlibat aktif dalam proses belajarnya. Agar mereka dapat berkonsentrasi terhadap apa yang sedang dibahas dan memiliki motivasi untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut sehingga diskusi semakin asik.
Solusi lain dapat dilakukan guru dengan melakukan penyampaian teori melalui media teknologi yang ada misalnya computer dan LCD, guru dapat menggunakanya untuk presentasi dengan menggunakan objek-objek gambar yang menarik perhatian atau menampilkan video-video pendidikan yang mampu menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi bahwa belajar itu penting bagi mereka.perhatian dan minat belajar mereka kurang dikarenakan metode mengajar yang digunakan tidak tepat serta kekreativan guru dalam mengajar kurang bahkan minim.

Kasus 2
Di sebuah desa tradisional terdapat sekolah SD yang memiliki banyak murid, dalam suatu pembelajarn dikelas seorang guru melihat bahwa kemampuan anak-anak didiknya belum dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam belajar. Sehingga mereka tidak dapat belajar dengan maksimal karena sering terjadi perkelahian dan hal-hal nakal lain yang mereka anggap bahwa siapa yang telah menertawakan dan mengejek adalah musuh sehingga didalam kelas mereka terus rebut dan tidak dapat mengendalikan situasi didalam kelas. Hal tersebut membuat sang guru perlu merasa perlu melakukan perubahan agar komunikasi dan kerjasama diantara siswa mampu tercipta dan menjadikan pembelajaran lebih aktif serta menyenangkan.

Kasus 3
Sebuah sekolah SMK, pada mata pelajaran olah raga seorang guru mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kedua lenganya patah. Padahal guru tersebut masih harus menyelesaikan kompetensi lempar lembing dalam mata pelajaran yang ia ajarkan. Sehingga ia tidak dapat mempraktekan bagaimana posisi tubuh dan keadaan tangan yang baik pada saat melakukan lempar lembing. Apa yang harus dilakukan guru tersebut agar pembelajaranya tetap berlangsung dan siswa dapat mempraktekanya dengan benar.

 Kasus 4
Disebuah desa terpencil terdapat secercah harapan dari murid-murid SD kelas satu yang mempunyai semangat belajar yang tinggi. Namun karena keterbatasan fasilitas dan sarana serta tidak terjangkaunya teknologi sehingga mengakibatkan tidak adanya teknologi yang dapat masuk kedesa mereka. Mengakibatkan guru tidak dapat menyampaikan semua kompetensi dalam pembelajaran secara maksimal serta monoton, sehingga membuat siswa bosan dikelas terus. Misalnya untuk kompetensi pengenalan binatang-binatang dan proses terlahirnya seekor binatang kedunia, jika teknologi dapat digunakan mungkin guru akan memanfaatkanya. Namun disini tidak terdapat media apapun selain papai tulis meja, kursi dan lingkungan sekitar. Apa yang harus dilakukan guru agar kompetensi tersebut dapat benar-benar menarik dan memberi makna yang dalam dalam penyerapan pengetahuan tersebut.
Solusi : cluenya, desa terpencil, jauh dari teknologi, sarana dan prasarana, monoton.
Kurang, bahkan tidak ada teknologi dan sarana yang mendukung membuat guru sulit untuk memberikan teori-teori secara konkrit dan bervariasi. Itulah guru saat ini yaitu tidak mampu melihat dan memanfaatkan benda-benda disekitar yang dpaat memberi manfaat tinggi dalam menyelesaikan kompetensi materi ajar yang ditempuh. Kekreatifan dan inovasi dibutuhkan oleh guru dalam menghadapi hal-hal yang demikian. Cara efektif yang dapat digunakan guru dlam menyelesaikan kompetensinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar dengan control dan pengawasan yang diberikan guru kepada siswanya, melalui alam siswa dpat secara langsung melihat binatang-binatang yang ada disekitarnya, dan dapat dilakukan praktek melihat proses terlahirnya seekor binatang kedunia dnegan memperhatikan binatang sekitar yang sedang hamil dan akan mengeluarkan anaknya.

Nahhhh…, untuk kasus 2 dan 3 ayo kita coba selesaikan bersama!!!!

14 komentar:

  1. dalam kasus kedua ini solusi yang harus dilakukan guru yakni pada saat memulai pembelajaran guru bisa mencoba strategi mengajar pada awal memulai pembelajaran dengan memberikan nasehat religius mengenai cara bersikap dan berprilaku yang baik dengan sesama teman, dalam hal ini menceritakan kisah-kisah teladan dari nabi dan rasul atau kisah sahabat nabi sehingga dari kisah - kisah tersebut bisa diambil hikmah dan contoh yang baik, sedangkan dalam penerapan model pembelajarannnya guru melakukan model pembelajaran kooperatif role playing pada mata pejaran agama atau akidah akhlak, dengan bermain peran sehingga dal model tersebut secara tidak langsug memgajak siswa untuk memahami peran yang dimainkannya yang mungkin saja bisa dilakukan dipraktekkan dalam dunia nyata dalam berinteraksi dengan teman dan lingkungan masyarakat.

    BalasHapus
  2. dalam kasus ketiga saya kira solusi yang dapat dilakukan adalah mencarikan guru pengganti sementara untuk menyelesaikan pelajaran yang ia ajarkan yaitu lembar lembing. sehingga murid-murid dapat mengetahui dan mempraktekan bagaimana posisi tubuh dan keadaan tangan yang baik pada saat melakukan lempar lembing.

    BalasHapus
  3. dalam kasus ketiga, menurut saya solusi yang tepat dalam keadaan yang seperti ini adalah menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Misalkan menggunakan LCD proyektor dan menampilkan sebuah video tahap-tahap dalam lempar lembing sebelum turun ke lapangan. Atau inisiatif lain, dikarenakan kita sudah dihadapkan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Dan siswa telah dihadapkan dengan smartphone yang canggih. Alangkah baiknya smartphone yang dimiliki siswa tersebut dimaksimalkan dalam hal pembelajaran yang seperti ini. Agar penggunaannya lebih mengalokasikan ke manfaat yang lebih terstruktur.
    Selain itu, solusi lainnya. Bisa juga sang guru menanamkan jiwa kritis kepada anak didik. Dengan cara, menanyakan kepada peserta didik. Siapa yang bisa mempraktekkan lempar lembing dengan baik, saya beri reward (baik itu berupa nilai tambahan, atau hadiah kecil-kecilan, dsb) guna memicu semangat kritis siswa.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Info yg bermanfaat, menurut teman teman bagaimana supaya siswa dalam grup kerja kelompok mau berkontribusi, tanpa ada cuek dan memusatkan pekerjaan pada ketua kelompok saja ?
    Visit my blog : vistoryvi.wordpress.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya pada kasus ini, seorang ketua kelompok harus menunjukkan peran dan wibawanya terhadap anggota, seorang ketua harus pandai membagi tugas kepada anggotanya agar pekerjaan cepat selesai dan anggota kelompok memiliki kontribusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.Setiap tugas yang diberikan kepada anggota harus diselesaikan dengan baik dan dapat dipertanggung jawab kebenarannya.Setelah masing2 anggota menyelesaikan tugasnya, tugas ketua mendiskusikan kembali hasil tersebut agar mendapatkan jawabannya yang paling tepat dan setiap anggota wajib berargumen sesuai dengan pendapatnya masing2.Kegiatan ini dapat memicu jiwa kritis setiap anggota.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Tolong bantu saya untuk memjawab kasus yang nantinya saya berikan

    BalasHapus
  8. Di kelas VIII Smp Negeri sedang melaksanakan proses belajar mengajar, kelas tersebut dihuni 32 siswa yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-beda. Salah satunya adalah Doni, di kelas Doni termasuk siswa cukup pandai, nilainya selalu di atas rata-rata di kelas. Walaupun demikian, Doni selalu melakukan kesibukan sendiri ketika guru mengajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika ditanya masalah tersebut Doni selalu mengatakan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia tidak menarik. Selain itu, dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan Doni tidak mengerjakan tugas secara sungguh-sungguh karena tugas-tugas tersebut dianggap terlalu mudah bagi Doni. Setelah mengerjakan tugas yang diberikan, Doni selalu mengajak teman sebangkunya untuk mengobrol padahal temannya lagi mengerjakan tugas. Doni juga sering membuat onar setiap mata pelajaran dan selalu meremehkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
    Dari kasus di atas, masalah apa yang muncul?
    1. Identifikasi masalah di kelas yang muncul?
    2. Apa yang harus dilakukan guru dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, berikan contoh konkritnya?


    Ada yg bisa bantu jawab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya kasus yg terjadi terhadap Doni dikls tersebut adalah mungkin kita melakukan Identifikasi terhadap kasus Doni dikls tersebut.
      Karena sebaga seorang pendidik perlu mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional,akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yg bersifat pribadi(personal approach) dlm tiap proses belajar mengajar berlangsung. Melalui pendekatan pribadi,guru akan langsung mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajat yang optimal.

      Hapus
  9. 2
    KASUS PEMBELAJARAN DI SD

    Ibu Wulan adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di tempat pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika wacana pecahan, Ibu Wulan menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi pola di papan tulis. Salah satu penjelasannya ialah sebagai berikut:
    IbuWulan:

    "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan pola berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi pola ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Kapri kornus yang dijumlahnya ialah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
    Anak-anak diam, mungkin mereka bingung. IbuWulan:
    Pasti sudah jelas, kan !! Nah kini coba kerjakan soal-soal ini."

    Ibu Wulan menulis 5 soal di papan tulis dan bawa humur mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut alasannya tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan

















    60













    IDIK
    4500TUG AS
    AKHIR
    PROGRA M (TAP)




    temannya. Selama anak-anak bekerja IbuWulan duduk di depan kelas sambil membaca.
    Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Ibu Wulan meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi alasannya tanggapan itu salah, Ibu Wulan kemudian menuliskan semua tanggapan di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta menilik pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan tanggapan di papan tulis. Alangkah kecewanya Ibu Wulan ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
    Berdasarkan kasus pembelajaran di atas, Anda diminta :

    1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Ibu Wulan dalam masalah di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan.
    2. Jika anda yang menjadi Ibu Wulan, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah- langkah itu yang anda tempuh.


    Ada yang bisa jawab

    BalasHapus
  10. metode pembelajaran yang dilakukan bu wulan monoton, media yang digunakan bu bu wu kurang tepat, ketika siswa disuruh mengerjakan tugas bu bu wulan tidak melakukan monitoring
    langkah bu wulan seharusnya :
    menggunakan metode problem basic learning sehingga anak di hadapkan dengan nyata
    menggunakan media dalam kehidupan sehari-hari siswa mainan, dan sebagainya
    bu wulan sebaiknya membagi siswanya ke dalam beberapa kelompok kemudian di beri tugas sehingga siswa tersebut aktif dalam pembelajaran dan bu bu wulan melakukan monitoring terhadap siswanya

    BalasHapus