MENGENAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1.
Teknologi
pendidikan
Barbara B. seels dan Rita C. Richey (1994:1) mengemukakan
bahwa teknologi pendidikan secara berkala mengalami proses pengkajian-diri (self-examination) yang dilakukan secara
kolektif. Pengkajian menghasilkan berbagai pernyataan professional tentang jati
dirinya. Pada tahun 1963 usaha pengkajian tersebut menghasilkan definisi resmi
yang pertama mengenai bidang. Definisi tersebut telah beberapa kali
diperbaharui, dan tiap kali memberi arah baru bagi bidang tersebut. hasil
analisis bersama menghasilkan definisi
bidang tahun 1994 teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk
belajar.
Sebelum suatu definisi dikembangkan harus sudah ada
kejelasan tentang parameter definisi tersebut. parameter ini adalah anggapan
(asumsi) yang melandasi pengambilan keputusan. Maka terlebih dahulu harus ada
ketentuan tentang lingkup, tujuan, pandangan, sasaran serta karakteristik utama
yang harus dijadikan pertimbangan. Asumsi dasar penyusunan definisi 1994,
sebagai berikut (Barbara B. seels dan Rita C. Richey (1994:2) :
a)
Teknologi
pembelajaran telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang dan
profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya,
definisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi
pemebelajaran sebagai suatu “bidang studi” maupun praktek. Sedangkan definisi
tahun1977 lebih memberikan penekanan pada peran para praktisi.
b)
Definisi
yang disempurnakan harus mencangkup semua wilayah kegiatan kaum ilmuwan maupun
kaum praktisi. Wilayah ini merupakan kawasan bidang garapan.
c)
Proses
maupun produk sangatlah penting dalam bidang. Karena itu keduanya harus
tercermin dalam definisi.
d)
Hal-hal
yang sulit dimengerti atau dikenali oleh kaum profesi teknologi pembelajaran
berikut penjelasanya harus dihapus dari definisi
2.
Teknologi
Pendidikan/Pembelajaran
“Teknologi pendidikan” atau “teknologi pembelajaran”, secara
historis keduanya digunakan. Mereka yang setuju dnegan teknologi
pembelajaran berpendapat : kata
“pembelajaran” lebih sesuai dengan fungsi teknologi, dan kata “pendidikan”
lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan
pendidikan. sebaliknya mereka yang setuju dnegan “pendidikan” berdalih karena
“pembelajaran” dianggap sebagai bagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai
istilah yang memberikan cakupan lebih luas.
Definisi AECT tahun 1977 juga membedakan “teknologi
pendidikan” dan “teknologi pembelajaran” tergantung dari lingkup masing-masing
istilah. Pada definisi AECT 1977, teknologi pembelajaran didefinisikan sebagai
bagian dari teknologi pendidikan dengan alasan bahwa instruksi atau
pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat terarah dan
terkendali saja. Untuk saat ini ke dua istilah tersebut digunakan secara
bergantian oleh kebanyakan profesi insane dalam bidang ini.
Segala perangkat dan teori yang ada sekarang, belum dapat
dibayangkan oleh gerakan teknologi pembelajaran yang baru saja lahir sekitar
tahun 1950 dan 1960-an. Para pengembang pembelajaran terprogram dapat
meramalkan akan adanya program CAI atau pembelajaran terpadu computer, namun
belum melihat kemungkinan akan adanya pembelajaran video maupun multimedia yang
interaktif. Para ahli audiovisual telah melihat potensi permainan dan simulasi,
namun bukan permainan video (video games). Langkah desain pembelajaran sangat
sederhana saat itu. Orang cukup sekedar menguasai beberapa teknik dan teori
pemrograman linier. Jumlah penelitian hanya sedikit,penelitian tentang belajar
visual dan bidang-bidang yang lain masih belum ada (Barbara B. seels dan Rita
C. Richey, 1994:1-4).
Maka teknologi pendidikan seharusnya mampu mengarahkan
mengenai seperti apa dan bagaimana efektifitas penerapan sebuah model, metode
atau media apapun khususnya teknologi computer sebagai alat bantu pembelajaran
yang efektif dan efisien.
Menurut definisi 1994 teknologi pembelajaran (Barbara B.
seels dan Rita C. Richey 1994:10-13) adalah :
a)
Teori
dan praktek
Tiap kawasan dalam teknologi pembelajaran mengandung
kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalalman.
Hubungan antara teori dna praktek ini menjadi semakin mantap dengan matangnya
bidang. Teori berdiri dari konsep bangunan (konstruk), prinsip dan proposisi
yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan, sedangkan praktik
merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah.
Praktek juga dapat berkontribusi kepada pengetahuan melalui
informasi yang didapat dari pengalaman. Dalam teknologi pembelajaran, baik
teori maupun praktek banyak menggunakan model yaitu model procedural yang
menguraikan cara pelaksanaan tugas, membantu menghubungkan teori dan praktek.
Teori juga dapat menghasilkan model untuk memvisualisasikan hubungan, model ini
disebut model konseptual.
b)
Desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian.
Masing-masing kawasan tersebut saling berhubungan, meskipun
tiap fungsi cukup memiliki lingkup dan cirri khas untuk dapat berkembang
menjadi bidang studi sendiri. Kawasan desain merupakan sumbangan teoritis
terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas.
Kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar
untuk praktik. Kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum
berkembang dengan baik. Meskipun banyak usaha telah dilakukan dalam bidang
pemanfaatan media. Kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber
untuk menunjang berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi.
c)
Proses
dan sumber, dan
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang
diarahkan pada suatu hasil tertentu. Pada teknologi pembelajaran dikenal dengan
suatu proses perancangan dan penyampaian. Pengertian proses mencangkup tata
urutan yang terdiri dari masukan, kegiatan, dan keluaran. Sumber yaitu asal
yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran
dan lingkungan. bidang ini tumbuh dari minat penggunaan bahan pembelajaran dan
proses komunikasi. Sumber belajar mencangkup apa saja yang dapat digunakan
untuk membantu tiap individu belajar dan menampilkan kompetensinya.
d)
Untuk
keperluan belajar
Teknologi pembeljaaran bertujuan untukmemacu (merangsang)
dan memicu (menumbuhkan) belajar. Memberi tekanan pada bahwa belajar adalah
tujuanya, dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Disebutkan Mayer bahwa belajar menyangkut adanya perubahan yang relative
permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman. Berlo
mengungkapkan unsure-unsur pada proses belajar dengan proses komunikasi
sejalan. Pada proses komunikasi, pesan diolah dan disalurkan kemudian diterima
dan diberikan makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik kepada
pengirim pesan. Sedangkan pada proses belajar, orang menanggapi, menafsirkan,
dan merespon terhadap rangsangan, dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan
tersebut.
Melalui teori yang dipahami dan dikuasai, seorang teknologi
pendidikan melakukan praktek dalam
mendesain, memanfaatkan, mengelola, mengembangkan dan menilai proses dan sumber
belajar yang digunakan untuk keperluan belajar.
Seorang teknologi pendidikan harus mampu menganalisis kesesuaian media
belajar dan tujuan pembelajaran beserta karakteristik peserta didik dan bahan,
agar apa yang diterapkan memiliki tingkat keberhasilan yang maksimal.
3.
Domain
dalam teknologi pendidikan
Sebelumnya Braudel mengingatkan bahwa teknologi bukanya
sekedar aplikasi ilmu pengetahuan, melainkan juga perbaikan proses serta sarana
yang memungkinkan suatu generasi menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya
sebagai dasar bertindak. Orang beranggapan bahwa teknologi tidak hanya berasal
dari bidang ilmu pengetahuan melainkan juga bidang-bidang lain seperti seni,
penemuan sosia. Jadi ada keterkaitan antara teknologi dan ilmu, namun terpisah.
Menurut rogers, teknologi adalah suatu rancangan langkah
instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab akibat dalam
mencapai hasil yang diharapkan (roger,1983:12). Selanjutnya dia mengatakan
bahwa teknologi umumnya mempunyai dua komponen yaitu aspek perangkat keras
berupa peralatan dan aspek perangkat lunak yang berupa informasi. Definisi
teknologi pembelajaran yang komprehensif yang tepat dengan kepentingannya yaitu
menurut Robert Gagne yang mengatakan bahwa teknologi pembelajaran berhubungan
dengan studi dan penciptaan kondisi belajar yang berhasil guna.
Struktur
definisi pada definisi 1994 mengenal baik tradisi bidang yang berlaku sekarang
maupun kecenderunganya untuk masa depan. Pustaka mengenai bidangyang ada pada
saat ini tidak hanya mencangkup unsure media melainkan juga variable dan
strategi belajar yang lebih menekankan pada teknikdan teori dari pada
pengelompokan media. Dari definisi 1994 seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, tiap kawasan dari bidang memberikan sumbangan pada teori dan
praktek yang menjadi landasan profesi. Tiap kawasan tersebut berdiri sendiri
meskipun saling berkaitan. Hubungan tiap kawasan dengan teori dan praktek :
a.
Domain
Desain
Dalam Barbara B seels dan Rita C Richey (1994:31)
mengemukakan bahwa kurun wakru tahun 1960-an dan 1976-an Robert Glaser, menulis
dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti dari teknologi
pendidikan (glaser,1976). Kawasan desain pembelajaran membatasi pada fungsi
perencanaan, baik pada tingkat mikro ataupun makro.karena hubunganya sangat
erat anatara desain pembelajaran dan kawasan lain dari teknologi pembelajaran,
landasan pengetahuan desain juga berubah untuk menjaga konsistensi dengan
kawasan pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar.
Bertujuan untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti
program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.ruang
lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen
individual system ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistemik. Kawasan
desain paling tidak mencangkup empat cakupan utama teori dan praktek, yaitu
meliputi studi mengenai Desain System Pembelajaran, Desain Pesan,
Strategi Pembelajaran, dan Karakteristik Pebelajar.
b.
Domain
pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain
ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencangkup banyak variasi teknologi
yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan ini memiliki keterkaitan yang
kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun
strategi pembelajaran. Saat ini cirri terakhir dari kawasan ini yaitu teknologi
sebagai tenaga penggerak.
Kawasan pengembangan meliputi kategori : teknologi cetak
(yang menyediakan landasan untuk kategori lain, media seperti : buku-buku,
bahan visual statis, terutama melalui percetakan meknis atau fotografi),
teknologi audiovisual (menyajikan pesan-pesan audio-visual melalui mekanis atau
elektronik), teknologi berazaskan
computer (cara memproduksi dan menyampaiakan bahan dmenggunakan perangkat
bersumber mikro prosesor) dan teknologi terpadu (memadukan beberapa jenis media
yang dikendalikan komputer). Karena kawasan pengembangan mencangkup
fungsi-fungsi desain, produksi, dan penyampaian, maka suatu bahan dapat
didesain dengan menggunkan satu jenis teknologi, diproduksi menggunakan yang
lain, dan disampaikan menggunakan lainya lagi.
c.
Domaiin
pemanfaatan
Pemanfaatan adalah akrifitas menggunakan proses dan sumber
untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab
untuk mencocokan pebelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan
pebelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih,
memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang
dicapai pebelajar, serta memasukanya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan. Meliputi : pemanfaatan media (penggunaan sistematis dari sumber
belajar), implementasi (penggunaan bahan dan setrateg sesungguhnya dalam
pembelajaran ) dan pelembagaan (penggunaan rutin dan pelestarian inovasi
pembelajaran), kebijakan dan regulasi (aturan dan tindakan yang dari masyarakat
yang berpengaruh pada penggunaan teknologi).
d.
Domain
pengelolaan
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam teknologi
pendidikan. kawasan ini berasal dari administrasi pusat media, program media,
dan pelayanan media. Pada definisi AECT 1977 fungsi pengelolaan dibagi dalam
pengelolaan organisasi dan pengelolaan personil. Dasar teoritis dari
pengelolaan informasi adalah disiplin ilmu informasi, dasar lain muncul dari
praktek teknologi terpadu kawasan pengembangan dan dari ilmu perpustakaan yang
dapat membuka banyak kemungkinan untuk desain pembelajaran.
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervise. Secara
singkat kategori dalam kawasan pengelolaan meliputi : pengelolaan proyek
(meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain dan
pengembangan), pengelolaan sumber (mencangkup perencanaan, pemantauan dan
pengendalian system pendukung dan pelayanaan sumber), pengelolaan system
penyampaian (perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara bagaimana distribusi
bahan pembelajaran diorganisasikan), dan pengelolaan informasi (perencanaan,
pemantauan dan pengendalianpemrosesan informasi guna tersedianya sumber untuk
belajar)
e.
Domain
penilaian
Penilaian
ialah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian
mulai dari menganalisis masalah, merupakan langkah awal yang penting dalam
pengembnagan dan penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijeaskan
pada langkah ini. Disini, penilaian dibedakan antara penilaian program, projek,
dan produk. Dalam kawasan penilaian meliputi kategori : analisis masalah ,
pnegukuran acuan patokan atau PAP (teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pebelajar mengusai materi), penilaian formatif (cakupan pengumpulan informasi
sebagai dasar pengembangan selanjutnya) dan sumatif (pengumpulan informasi
tentang kecakupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan ) (Barbara
B. Seels dan Rita C. Richey, 1994:29-57).