LEARNING MANAJEMEN
SISTEM (LMS)
Dalam model pembelajaran e-learning, proses
manajemen lingkungan belajar yang terjadi dapat berupa yang tersistem dan tidak
tersiste. Sebagai contoh yang tersistem adalah system manajemen pembelajaran
yang terencana, terarah, pengaturan dan terukur, seperti pada pemanfaatan
moodle dalai pembelajaran e-learning. Sedangkan pada model yang tidak tersistem
bisa dilihat pada pembelajaran dengan blog yang bias dimanfaatkan untuk
pembelajaran.
Terdapat beberapa JENIS WEB
BASED LEARNING :
Ada
beberapa jenis web based learning yang saat ini berkembang, yaitu:
1. Free Course
Commersial Advantage
Untuk
jenis web learning ini, biasanya provider memberikan kursus
secara cuma-cuma dan semua orang dapat mengikuti kursus ini tanpa rasa takut
harus membayar. Nilai komersil diperoleh dari pemasangan iklan ataupun content
provider lain yang berminat mengisi web tersebut. Free course biasanya
mengambil nilai komersil dari para pemasang iklan dan penyedia isi tersebut.
Tentu saja penyedia konten disini harus membawa misi “pendidikannya”. Model
seperti ini umumnya menggunakan media teks, gambar, kuis interaktif, chat,
bahkan free e-mail address. Interaksi antara pengajar dan pembelajar,
pembelajar dan pembelajar lainnya dilakukan melalui mailling list, e-mail atau
text chating.
2. Commercial Course
Model ini
merupakan kursus-kursus yang biasa dilakukan dengan tatap muka, hanya saja
medianya melalui internet atau web. Proses-proses seperti
registrasi, test dan otorisasi harus dilalui terlebih dahulu, sebelum dapat
mengakses materi pembelajaran yang disediakan. Sebagaimana kursus konvensional
(tatap muka), semua proses yang ada ditransformasikan ke dalam web.
Mulai dari proses registrasi, pengambilan mata pelajaran , dan evaluasi.
Sebelum kursus dimulai, pembelajar harus terlebih dulu membayar biaya
kursusnya. Bahkan beberapa situs web melengkapinya dengan Virtual
Library.
3. Learning Application Service Provider
Umumnya
yang melakukan model bisnis distance learning ini adalah
produsen-produsen dari perangkat lunak aplikasi/tool distance Learning.
Selain menjual produk-produknya, mereka juga menjual service (semacam
fasilitas penyewaan) penggunaan perangkat pada pelanggannya. Penyedia layanan
ini biasanya adalah para pembuat atau produsen perangkat lunak aplikasi Distance
Learning. Jadi selain menjual produk perangkat lunaknya, mereka juga
memberikan service terhadap penggunaan perangkat lunak. Lisensi service
untuk perusahaan lain tidak diberikan. Pembeli atau institusi yang membeli
dapat meminta lisensi produknya untuk penggunaan internal saja. Selain menjual
produk dan service, ada juga yang betul-betul hanya menjual servicenya
saja tanpa menjual produk.
4. Learning Portal
Model yang
keempat ini seperti portal-portal umumnya yang sedang berkembang
saat ini, terutama pada subyek pendidikan dalam hal ini distance learning.
Portal ini dapat berupa gerbang ke suatu kursus, materi atau situs-situs
web mengenai distance learning lainnya. Seperti web-web
portal lainnya, distance learning portal merupakan suatu web yang
berfungsi sebagai gerbang menuju informasi-informasi lain yang dititikberatkan
pada Learning, education, learning technology, dan
informasi yang berkaitan dengan belajar. Learning portal ini ada
bermacam-macam. Ada yang khusus menyediakan kursus-kursus yang gratis, dan juga
yang sekedar menyediakan link-link ke informasi pendidikan yang
lain.
Selain model-model di atas, ada sebuah
model yang sekarang ini berkembang karena adanya teknologi baru itu, yaitu
konsultasi. Model ini merupakan sebuah bisnis yang lumayan menghasilkan
keuntungan dalam jumlah yang besar, akan tetapi memerlukan sumber daya yang
tidak sedikit dan tentu saja dengan kualitas yang baik.
KELEBIHAN DAN TANTANGAN INTERNET DALAM PENERAPAN WEB
BASED LEARNING
Penggunaan teknologi Internet dan penerapan web based
learning mempunyai kelebihan dan kekurangan dibanding sistem yang lainnya.
Beberapa kelebihan itu adalah:
1.
Kemampuan
teknik untuk menembus batas waktu dan tempat.
2. Kemudahan dalam melakukan pembaharuan terhadap materi
pembelajaran atau informasi yang akan disampaikan.
3. Mempermudah hubungan antara pembelajar dengan nara sumber.
4. Terbukanya kesempatan yang sangat luas untuk mempelajari budaya
lain.
Tantangan teknologi internet dalam proses pembelajaran,
antara lain:
a. Terbukanya kesempatan yang sangat luas untuk mempelajari budaya
lain memungkinkan terjadinya proses akulturasi yang lebih cepat, sehingga dapat
mengancam kebudayaan asli.
b. Cara berkomunikasi yang berbeda memungkinkan terjadinya kesalahpahaman
pada saat proses belajar.
Sistem pembelajaran jarak jauh perlu dikaji lebih dalam dan luas,
menyangkut semua aspek, seperti teknologinya, perancangan kurikulum,
perancangan ini, dan sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan
faktor yang utama dalam sektor ini. Sebagai contoh, seorang pengajar yang akan
mengajar melalui internet, sebaiknya pernah pula belajar melalui internet,
sehingga pengajar tersebut dapat mengatasi kesulitan apa saja yang akan ditemui
oleh pembelajarnya pada saat melakukan proses belajar. Dalam hal ini, sudah
menjadi kewajiban pengajar tersebut untuk menemukan solusi yang tepat dalam
proses pembelajaran yang akan dilaluinya.
Pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dimulai dari penyediaan sumber daya manusia pengajar dengan
menggunakan teknologi internet ini. Pengajar menerapkan teknologi yang
terbiasa mencari informasi di internet. Pengajar dapat menjadi seorang
“pembelajar yang ahli” (expert learner) yang dapat membantu pembelajar
menjawab dan mencari penyelesaian dari semua masalah.
Seorang pembelajar memerlukan motivasi yang kuat untuk
menyelesaikan proses belajar melalui media internet. Karena dalam
pembelajaran jarak jauh proses belajarnya dipusatkan pada kemandirian
pembelajar. Sedangkan pengajar bertindak sebagai fasilitator atau pemberi
kemudahan pembelajar untuk belajar dengan mengkontruksi informasi-informasi
yang diketahuinya. Menggunakan web adalah cara baru dalam
menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh yang memiliki beberapa manfaat, antara
lain:
1) Belajar melalui web adalah pembelajar dapat belajar
darimana saja dan kapan saja.
2) Waktu lebih singkat dan effisien dengan menggunakan web,
semua hal tersebut dapat dikurangi dalam waktu yang singkat. Hanya dengan
melakukan upload ke internet, semua orang darimana saja dan kapan
saja dapat mengakses atau membaca materi pembelajaran tersebut.
3) Menjangkau berbagai tempat.
4) Buku/modul pembelajaran bukan lagi satu-satunya materi
pembelajaran seperti halnya dalam pembelajaran konvensional.
Ada pula yang perlu dipertimbangkan pembelajaran menggunakan web
antara lain harus mempertimbangkan faktor biaya. Dari segi biaya tentu saja
tidak akan sama dengan cara penyelenggaraan secara konvensional. Selain itu ada
biaya tambahan untuk berlangganan Internet atau mengakses internet melalui
jasa warnet, biaya desain dan pengembangan web itu sendiri.. Namun
penyelenggaraan pendidikan yang mana yang lebih murah dalam pelaksanaannya
melalui web atau secara konvensional, jawabannya relaitf tergantung
bagaimana pola layanan yang akan dijalankan.
Memanfaatkan internet/intranet sebagai media untuk
pembelajaran, telah mengarah ke dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam bidang pendidikan yang sudah mulai terlihat dengan
bermunculannya situs-situs learning portal. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, sebaiknya rambu-rambu yang
akan mengatur proses dari sistem pendidikan diperhatikan, sehingga pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi ini dapat berjalan dengan baik. Teknologi
hanya merupakan alat yang dapat membantu manusia, sehingga dalam pemanfaatannya
harus disikapi dengan bijaksana dan akan diperoleh manfaat yang sangat berguna.
FAKTOR –
FAKTOR KEBERHASILAN PENGEMBANGAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)
1. Pengembangan Learning Management System (LMS) memerlukan
perencanaan yang hati-hati dan studi kelayakan yang matang agar pengembangan
ini mampu untuk menjawab berbagai permasalahan dalam pendidikan, dunia kerja
dan keilmuan. Perlu dipastikan bahwa LMS yang dibuat sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip pedagogi. Untuk pengembangan LMS diperlukan wawasan yang luas
tentang program untuk semua level, memfasilitasi pembelajar untuk belajar individual
atau kelompok, membangun komunikasi yang efektif dan menciptakan masyarakat
belajar, dengan demikian dapat ditentukan materi pembelajaran mana yang perlu
ditambah, diubah, atau diperbaharui.
Pengembangan LMS di suatu instansi tidak terlepas dari
faktor-faktor sebagai berikut: (i) kebijakan dan perencanaan, (ii)
kepemimpinan, (iii) infrastruktur dan sumberdaya, (iv) manajemen, (v) kemampuan
dan kompetensi pengajar dan staft, dan (vi) tingkat dukungan teknis.
Kebijakan dan perencanaan mengidentifikasi tujuan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dan menentukan
prioritas serta sumber daya adalah ranah kebijakan dan perencanaan. Otoritas
pendidikan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan dan pemantauan LMS menjadi
dasar terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Keberhasilan pelaksanaan
kebijakan dan perencanaan tergantung pada peran dan tanggung jawab pimpinan.
Bahkan pimpinan dalam implementasi LMS menjadi pemain kunci yang memberikan arah
dan tujuan yang diperlukan LMS. Infrastruktur dan sumber daya untuk mendukung
proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat
meningkatkan potensi proses pembelajaran tersebut, yaitu:
Manajemen. Salah satu daerah yang telah menerima sedikitnya
perhatian oleh pihak pengelola dalam dan di pusat adalah pengelolaan pembelajar
dan konten digital. Efektif penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi oleh pembelajar dan staf yang menuntut mereka dapat berinteraksi
dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, materi pembelajaran dan
proses pembelajaran sehingga pembelajar mendapatkan ‘manfaat pendidikan’. Isu
sekitar kawasan ini termasuk account pengguna, penyimpanan file pribadi,
alat komunikasi seperti e-mail dan forum diskusi, dan menyimpan dan
akses ke software yang diperlukan dan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, materi pembelajaran dan pembelajaran.
Keyakinan dan kompetensi dari staf dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi adalah kunci yang efektif menentukan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengajar. Banyak staf sekarang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara rutin dalam mengajar.
Dalam beberapa kasus, mereka menggunakannya dengan cara yang memperkaya
mengajar mereka, misalnya, penggunaan animasi, simulasi dan video online,
serta sesuai penggunaan situs-situs internet. Namun, terlalu banyak staf
memiliki tingkat kepercayaan dan kompetensi yang belum cukup tinggi untuk
membolehkan mereka membuat efektif penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengajaran mereka.
Tingkat kualitas teknis dan dukungan sangat penting dalam menjaga
kepercayaan dari pembelajar dan staf dalam kemapanan akses ke peralatan dan
perangkat lunak. Dukungan yang cepat dan efektif, dari pembelajar dan staf
tidak ragu untuk merencanakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran. Tingkat dukungan teknis adalah pengguna merasa yakin
bahwa mereka akan mempunyai akses handal, dan pembelajar serta staf jauh lebih
sedikit membuat rencana untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
MODEL
APLIKASI E-LEARNING DALAM LEARNING MANAGEMENT SYSTEM
1. Model Aplikasi E-learning dan Perangkat-perangkatnya
Model aplikasi e-learning yang dikembangkan adalah Learning
Management System/ LMS yang berbasis SCROM dengan program open sources
Moodle, dengan e-lerning tools sebagai berikut:
a. Login or No Login
b. E-mail dan Mailing List
c. Video/Conference
d. Assessment, Quiz, Survey, Polling
e. Whiteboarding
f. Document Sharing
g. Dynamic Content Engine
h. Search Engine
i. Learning Activity Record
j. Judgement Response
k. Content Based hyper-Multimedia
Dalam menjalankan program
pembelajaran jarak jauh diperlukan perangkat-perangkat yang dapat menunjang
keberhasilan dan keberlanjutan program ini di masa yang akan datang.
Perangkat-perangkat program pembelajaran jarak jauh model blended learning dengan
sistem LMS ini antara lain:
1) Modul-modul pendidikan/pembelajaran.
2) Modul multimedia interaktif berbasis stand alone dengan
materi-materi pembelajaran yang dikemas berbentuk CD interaktif.
3) Video-video pembelajaran yang sesuai dengan materi-materi
pembelajaran yang dapat digunakan melalui web (streaming) juga melalui
bentuk VCD dan DVD.
2. Rencana pengadaan peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam program ini meliputi: software dan
hardware. Software berupa sistem aplikasi LMS yang diperoleh
melalui instalasi secara free web (open sources), dengan demikian
tidak perlu pengadaan secara khusus.
Peralatan berupa hardware yang dibutuhkan diantaranya
personal komputer, Multimedia Projector. Peralatan yang lainnya akan diperoleh
melalui pembelian dari perusahaan yang dapat menjamin originalitas barangnya.
Pelatihan teknologi informasi dan komunikasi untuk menguasai
sistem LMS yang digunakan untuk pembelajaran, dan pelatihan penguasaan
kompetensi pedagogis yang meliputi:
a. Pelatihan untuk menguasai karakteristik pembelajar dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Pelatihan menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c. Pelatihan mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
d. Pelatihan
menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Pelatihan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Pelatihan memfasilitasi pengembangan potensi pembelajar untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Pelatihan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
h. Pelatihan melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Sumber : Munir. PJJ_TIK-Learning_Management_System_(LMS).Pdf
Download filenya http://www.ziddu.com/download/21158336/LMS.pdf.html:
0 komentar:
Posting Komentar