TEORI
PENDUKUNG E-EALRNING
A.
Pengertian
dan Hakikat Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)
1.
Pengertian,
Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran
jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran yang mengutamakan kemandirian.
Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus bertatap
muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat
dilakukan dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan
tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah
sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa
jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian lokasi, dan
jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar
berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak
yang sangat jauh (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh).
Selain
itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning.
E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak
jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para
peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat
room (ruang komunikasi) misalnya. (sumber: http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm)
Pada
pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem
pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni
perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan,
kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti yang
telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para
peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka
untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan
komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi
kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian
untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan
yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk
mengubah perilaku peserta didik.
2. Relevan
dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
3. Mutu
pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu
pendidikan yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih
aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
4. Efisiensi
dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya,
tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
5. Efektivitas.
Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program
dan terhadap masyarakat.
6. Pemerataan.
Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya
bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau
sibuk bekerja.
7. Kemandirian.
Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
8. Keterpaduan.
Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti
keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
9. Kesinambungan.
Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi
dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus. (Sumber: http://blog.tp.ac.id/penerapan-pembelajaran-jarak-jauh-dalam-pembelajaran)
2.
Kelemahan
dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Jika Kita
lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat
sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki
motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan
proses belajar secara mandiri. Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang
meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka,
bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta
didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan
sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan pembelajaran jarak jauh (Rusman.
2011:351) :
a)
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta
didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat, waktu.
b)
Peserta didik dapat
belajar atau me-review bahan
pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan.
c)
Bila peserta didik
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya,
ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d)
Baik pendidik maupun
peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
e)
Peserta didik dapat
benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa
mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar
Hamalik, 1994:52)
Walaupun demikian, pembelajaran jarak
jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain (Rusman.
2011:352) :
a)
Kurangnya interaksi
antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b)
Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial.
c)
Masalah ketepatan dan
kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh
kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat
menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d)
Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal.
e)
Dukungan administratif untuk proses
pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang
mungkin sangat banyak.
1.
Unsur-Unsur
dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan
jarak jauh berbasis web antara lain
harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah B.Uno.2007:39):
a)
Pusat kegiatan siswa;
sebagai suatu community web based
distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan
mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kulia,
mencari informasi,dan sebagainya.
b)
Interaksi dalam grup; para siswa dapat
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan guru.
Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi
yang diberikannya.
c)
Sistem administrasi
mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status
mahasiswa dll.
d)
Pendalaman materi dan
ujian
e)
Perpustakaan digital;
bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f)
Materi online diluar materi kuliah; untuk
menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web lain.
0 komentar:
Posting Komentar