PENGERTIAN DIFUSI INOVASI
A. Pengertian
Difusi, Inovasi dan Diseminasi
Sebuah perkembangan selalu menimbulkan atau memunculkan
sebuah perubahan baik besar maupun kecil yang memberi dampak pada lingkungan
masyarakat yang ada. Inovasi merupakan sebuah ide, barang, kejadian metode yang
dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang maupun kelompok
masyarakat. Inovasi memberi sebuah solusi atau pengetahuan baru bagi individu
atau masyarakat yang mampu menerima dan memanfaatkan dengan baik informasi
(inovasi) yang sampai padanya.
Komunikasi dengan isi
pesan berupa sebuah inovasi disebut sebagai proses difusi, yaitu proses
komunikasi inovasi antar warga masyarakat (anggota system sosial), dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Disini, terjadi proses
saling tukar menukar informasi (hubungan timbale balik), antar beberapa
individu baik secara memusat (konvergen) maupun memancar (divergen), yang berlangsung
secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat
antar warga masyarakat tentang inovasi. Maka, difusi juga dapat merupakan salah
satu tipe komunikasi, yaitu komunikasi yang mempunyai ciri pokok berupa pesan
yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi).
Pakar difusi yaitu Roger (1995) mengatakan bahwa difusi
adalah proses yang terjadi pada suatu waktu dan memiliki lima tahapan yaitu
ahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Salah satu
tahapan penting dalam proses keputusan inovasi adalah tahapan persuasi
(pembentukan sikap), karena terjadi proses seleksi untuk berkenan atau tidak
berkenan terhadap inovasi. Sehingga muncul suatu kesiapan (positif atau
negatif) untuk berperilaku (M. Anwas, 2006:4).
Sebagai contoh dalam penggunaan website untuk pembelajaran
(inovasi) di SMP, tahapan tersebut meliputi : i) pengetahuan, pihak SMP
mendapat informasi mengenai internet dan wesite, yang dianggap baru dan
bermanfaat; ii) persuasi, setelah melkukan ujicoba, pihak sekolah yakin inovasi
tersebut dapat dijadikan sebagai metode pengajaran baru dan kepala sekolah,
guru member sikap positif terhadap inovasi tersebut; iii) pihak sekolah
memutuskan untuk menggunakan inovasi, melalui dukungan kepala sekolah, guru,
dan orangtua; vi) Implementasi, sekolah menggunakan inovasi tersebut; v)
konfirmasi, pihak sekolah mengukuhkan penggunaan inovasi website karena manfaat
yang diperoleh (Deni P.H.Pdf).
Menurut Roger (Ibrahim, 1988:59), ia membedakan antara
system difusi sentralisasi dan system difusi desentralisasi, yaitu :
1.
System
difusi sentralisasi, penentuan tentang berbagai hal seperti : kapan dimulainya
difusi inovasi, dengan saluran apa, siapa yang akan menilai hasilnya, dsb.
Dilakukan oleh sekelompok kecil orang tertentu atau pimpinan agen pembaharu.
Sedangkan,
2.
Dalam
system difusi desentralisasi, penentuan tersebut dilakukan oleh klien (warga
masyarakat) bekerja sama dengan beberapa orangyang telah menerima inovasi. Dan
dalam pelaksanaan system difusi desentralisasi yang ekstrim tidak perlu agen
pembaharu, warga masyarakat itu sendiri yang bertanggungjawab atas terjadinya
difusi inovasi.
Mengenai
Diseminasi, diseminasi yaitu proses penyebaran inovasi yang direncanakan,
diarahkan dan dikelola. Jadi, diseminasi terjadi dengan perencanaan, sedangkan
difusi terjadi secara spontan. Dalam hal ini dapat juga direncanakan terjadinya
difusi. Misalnya : pada penyebaran inovasi penggunaan pendekatan ketrampilan
proses dalam proses belajar mengajar. Setelah diadakan percobaan, ternyata
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan siswa aktif
belajar. Maka hasil percobaan tersebut perlu didesiminasikan, dengan cara
menata beberapa guru dengan harapan akan terjadi difusi inovasi antar guru di
sekolah masing-masing. Sehingga, Terjadi tukar menukar informasi dan akhirnya
terjadi kesamaan pendapat antar guru tentang inovasi tersebut.
Makasih sob untuk informasinya :)
BalasHapushttp://goo.gl/PJ3hAN
Thanks agan artikelnya, good luck !
BalasHapushttp://bit.ly/1z84hGn