Kamis, 20 Desember 2012

Jurnal-Transisi Pendidikan Online

  

TRANSISI PENDIDIK ONLINE LEARNING



Seperti yang sudah dibahas pada materi mengenai pebelajar dan pemelajar online learning. Mereka harus mempunyai kompetensi dan karakteristik yang menggambarkan dan mampu membawa proses pembelajaran e-learning menjadi pembelajaran yang benar membawa esensi dari kebutuhan dan kemanfaatan yang dapat mengarah pada perwujudan terlaksanya proses pembelajaran sesungguhnya. Disini, Joni rahmat pramudia melakukan penelitian tentang transisi instruktur online learning. Dengan hasil penelitian :
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 12 instruktur yang dipandang memiliki kualifikasi khusus, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
Pertama, Para instuktur memiliki pendapat yang relatif sama tentang transisi proses pembelajaran dari tatap muka ke pembelajaran online. Proses transisional pembelajaran tersebut banyak menuntut penyesuaian-penyesuaian dalam implementasinya. Kenyakan instruktur menyebutkan bahwa kualitas dan kuantitas dari diskusi dan interaksi lebih banyak terjadi pada pola pembelajaran yang berbasis online ketimbang pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Para
instruktur juga sepakat bahwa pembelajaran online menuntut lebih banyak waktu dan struktur sehingga implmentasinya perlu dilakukan secara tepat.
Kedua, Para instruktur mencatat bahwa pembelajaran online memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan. Keunggulan yang ada pada pembelajaran online adalah bahwa individu/mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk melakukan kajian materi secara lebih jauh dan lengkap. Disamping itu, mahasiswa memiliki waktu lebih banyak untuk mengulang diskusi-diskusi, sehingga mampu menciptakan suasana diskusi kelas lebih berwarna. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pembelajaran online ini dipastikan selalu memerlukan teknologi, khususnya bagi mahasiswa yang mengambil kelas online. Disamping kesulitan dalam menyusun dan menyajikan materi, para instruktur juga seringkali merindukan bertemu dengan mahasiswa secara tatap muka.
Ketiga, Hasil berikutnya berkaitan dengan kepribadian instruktur. Disebutkan bahwa pembelajaran online dapat mengurangi tekanan dalai menyampaikan materi, karena terpisah dengan peserta didik, tidak seperti pada pembelajaran tatap muka. Pembelajaran online menuntut usaha ekstra agar bias menyentuh dan membentuk kepribadian yang cemerlang. Beberapa instruktur juga menyampaikan keberatannya mengenai instruktur yang membelajarkan dengan pola tatap muka yang kebanyakan hanya untuk memenuhi kepuasan egonya. Ketika ditanyakan mengenai pembelajaran yang paling disukai, sebagian besar instruktur lebih suka menggunakan pola pembelajaran yang mengkombinasikan keduanya, yakni pembelajaran tatap muka dan online. Dua orang instruktur lebih suka membelajarkan dengan tatap muka saja dan dua orang lainnya lebih suka menggunakan tatap muka saja. Menurut sebagian instruktur, ada materi-materi tertentu yang lebih tepat menggunakan pembelajaran online, sedangkan materi
lainnya lebih cocok bila disampaikan melalui tatap muka.
Keempat, Terdapat beberapa keuntungan dan kekurangan bagi mahasiswa yang mengambil kelas online. Beberapa keuntungan itu adalah bahwa mahasiswa akan memperoleh lebih banyak perhatian secara individual, kelas online menawarkan waktu yang menyenangkan dan instruktur pembelajaran online memiliki concern yang sungguh-sungguh bagi kebutuhan mahasiswa kelas online. kekurangan dan kerugiannya adalah bahwa mahasiswa banyak kehilangan pernyataan pribadi instruktur yang berkenaan dengan diri mereka dan pengalamannya. Bahkan beberapa instruktur mempertanyakan kredibilitas pembelajaran online terutama dalam hal pengukuran dan kualitas isinya.
Kelima, Beberapa instruktur menawarkan dukungan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran online. Para instruktur itu merasakan bahwa diskusi merupakan aktivitas yang harus terus dilakukan karena akan sangat membantu para instruktur dalam hal berbagi ide/gagasan. Seorang instruktur mengaku merasa kesulitan untuk menyampaikan keluhannya sebagai seorang instruktur pembelajaran online karena ia merasa bahwa semua orang akan melihat e-mailnya dan membuka-buka keluhannya. Ada beberapa keluhan yang terjait dengan teknologi dan kurangnya mahasiswa yang memiliki tanggungjawab terhadap pembelajaran online. Ada dua hal penting yang muncul dalam penelitian ini bahwa ternyata mahasiswa orang dewasa itu berubah dan harapan instrukturnya juga berubah dengan baik. Dengan perubahan itu, sangat mungkin muncul dua kelas terpisah, yaitu mahasiswa yang mengikuti pembelajaran secara personal dan mahasiswa yang mengambil kelas online.
Keenam, Sebagian besar instruktur beranggapan bahwa pembelajaran online seharusnya berlanjut dan terus berkembang. Banyak yang berfikir bahwa pembelajaran online akan mengungguli program-program pembelajaran tatap muka, meskipun sebagiannya lagi tetap bersikukuh bahwa pembelajaran tatap muka juga akan menjadi mode utama pembelajaran. Ketika membandingkan studi ini dengan studi yang sama sebelumnya, jelas ada banyak kesamaan. Peneliti benar-benar meyakini bahwa hasil studi ini menunjukkan lebih banyak pengalaman aktual instruktur dan bagaimana pengalaman-pengalaman itu dimaknai.

Sumber : Joni Rahmat Pramudia. Transisi Instruktur Menuju Pendidikan “Online”.pdf

0 komentar:

Posting Komentar